SOLOPOS.COM - Fahri Hamzah dan Fadili Zon yang selalu kompak dalam berbagai hal berseberangan dalam kasus Jl. Kemal Ataturk di Jakarta. (Detikcom)

Solopos.com, SINTANG – Mantan Wakil Ketua DPR RI 2014-2019, Fahri Hamzah mendorong presiden dipilih oleh MPR. Alasannya, karena selama ini figur yang ditawarkan sebagai capres terlalu Jawa atau Jakarta sentris.

“Saya bingung dengan cara orang-orang Jakarta ngatur copras-capres ini. Seolah Indonesia Raya ini hanya ada Jakarta dan Jawa. Kalau nyali kalian kuat, buka lapangan pertandingan di seluruh Indonesia sejak awal. Tarung terbuka adu gagasan dengan jagoan lokal. Jawab isu-isu mereka,” kata Fahri dalam cuitannya di Twitter seperti dikutip Suara.com, Senin (15/11/2021).

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Fahri menantang para figur-figur capres ini untuk berdebat adu gagasan seperti di kampus-kampus di seluruh Indonesia. Menurutnya, hal itu lebih baik dari pada hanya sekedar melakukan kunjungan keliling Indonesia.

“Mau ngapain kalian di Sabang-Merauke, Miangas-Pulau Rote. Berani gak? Debat di IPB soal pertanian, di Uncen soal masa depan Papua, soal batubara dan masa depan bumi di Kalimantan, soal budaya di UGM, soal Teknologi di ITB, soal ekonomi di Airlangga, soal INTIM di Unhas, dll,” tuturnya.

Baca Juga: Sebut Jubir Ecek-Ecek, Fahri Hamzah Dinilai Cocok Jadi Jubir Presiden 

“Mau gak kalian keliling debat soal Pancasila di Lemhanas dan pesantren, soal relasi agama dan negara di depan para pemuka agama, dan soal agenda strategis pendidikan bangsa di depan para guru besar? Soal cara memberantas korupsi di depan fakultas hukum dan soal lainnya,” sambungnya.

Ia mengatakan, saat ini rakyat ingin mendengar sikap figur-figur capres soal gagasannya. Misalnya dalam masalah konflik antara negara besar hingga persoalan konflik wilayah.

Fahri mengatakan, negara saat ini memang membutuhkan hal yang ideal seperti apa yang ia paparkan tadi.

“Maafkan jika saya membayangkan suatu yang ideal sebab negara ini layak mendapatkan yang paling ideal. Janganlah lagi pemilihan pemimpin kayak kemarin, beli kucing dalam karung dengan debat ala kelompencapir. Out of the blue alias ujug-ujug calon tinggal dua padha wae sami mawon,” tuturnya.

Fahri mengatakan sebenarnya publik tahu sedang ditipu oleh mekanisme Pilpres saat ini. Menurutnya, jangan lagi ada basa-basi, kalau pemilihan ingin langsung ya harus benar-benar langsung, kalau tidak langsung juga bisa.

Baca Juga: Memilih Presiden karena Gagasannya, Bukan Figur 

“Daripada kita memilih sistem pilpres langsung tapi gak ada copras capres yang mau tarung terbuka ya mendingan pileg dibuat sistim distrik lalu MPR memilih presiden dari anggota MPR terpilih. Keduanya lebih jelas dan terus terang. Gak nipu diri dan adu domba rakyat,” tuturnya.

Kemudian Wakil Ketua Umum Partai Gelora juga ini menyebut figur-figur capres ini hanya mereduksi kebesaran Republik Indonesia. Menurutnya, semacam penipuan yang sumbernya dari Jakarta sentris.

“Kita harus koreksi sirkus Jakarta sentris ini. Indonesia luas, rakyatnya banyak dan beragam. Masak pemimpinnya cuman dua alternatif. Menyebalkan!,” ungkapnya.

“Rakyat perlu tontonan yang bermutu. Tampang kalian gak bisa jadi tontonan. Kalau ada ide dan rencana besar ke depan maka rakyat, kampus, lembaga penelitian, media, dll bisa membahas dan jadi tontonan dan kajian menarik untuk disajikan. Ke sana arah kita mengatur arah bangsa,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya