SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjalan bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) seusai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019). (Antara-Akbar Nugroho Gumay)

Solopos.com, SOLO — Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Fadli Zon, masih mengkritik pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode kedua. Hal itu memancing pertanyaan karena kini Gerindra dan Prabowo Subianto telah masuk dalam koalisi pemerintah.

Saat tampil di program Mata Najwa yang ditayangkan live di Trans7, Rabu (20/11/2019) malam, Fadli Zon menyebut sangat banyak kontroversi yang dibuat oleh pemerintah di periode pertama Jokowi. Menurutnya, pemerintah saat ini memiliki beban masa lalu untuk menyelesaikan persoalan 5 tahun ke belakang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Harus ada yang tetap mengingatkan pemerintah. Sudah banyak kontroversi dan beban masa lalu dalam 5 tahun pemerintahan, masyarakat terbelah, isu-isu yang memojokkan kelompok tertentu, saya kira umat Islam, ekonomi gagal meroket, mundurnya demokrasi dan kebebasan sipil,” kata Fadli.

Fadli secara khusus menyebut isu radikalisme yang menjadi salah satu fokus pemerintah saat ini. Dia juga menyebut kebebasan berekspresi mundur di era Jokowi.

UU Keistimewaan DIY Digugat Karena Diskriminatif ke Warga Tionghoa, Ini Komentar Sultan

“Misalnya persoalan kebbeasan berekspresi lisan dan tulisan ternyata dikriminalisasi, demokrasi diperlakukan dengan keras dan kasar, itu beban yang harus di-healing, jelas itu, nyata sekali,” katanya seolah bukan berasal dari parpol anggota koalisi pemerintah.

Bahkan, Fadli juga menyebut ada potensi otoritarianisme karena pemerintah Jokowi terdiri atas hampir seluruh kekuatan partai politik. Uniknya, dia khawatir pemerintah saat ini menjadi oligarki.

“Harus ada perubahan orientasi, kalau tidak ada, ini akan membahayakan karena akan jadi otoritaritarianisme, karena oligarki disusun bersama banyak partai politik.”

Politikus asal Sumatra Barat mencontohkan kasus Ahmad Dhani yang membuat suami Mulan Jameela itu masuk penjara. Meski sudah diputus oleh pengadilan, Fadli menganggap kesalahan Dhani tidak pernah terjadi.

Fahri Hamzah Ungkap Kelemahan Jokowi: Dia Tak Tertarik Ide Besar!

Ucapan itu dikritik oleh politikus Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago. “Kita ini negara hukum, Dhani berkata kotor terhadap seorang Presiden seperti itu apa bukan melanggar HAM?” kata Irma.

Irma bahkan membalas Fadli dengan menyentil mengapa Mulan Jameela kini bisa menjadi anggota DPR. “Mulan Jameela itu suaranya sedikit, tapi kemudian jadi anggota DPR karena ada balas budi akibat Dhani dipenjara. Ini kan zalim,” ujarnya.

Pernyataan keras Fadli itu juga memancing pertanyaan Najwa Shihab. Pasalnya, sang Ketua Umum Gerindra kini menjadi Menteri Pertahanan kabinet Jokowi-Maruf Amin. “Anda kritik terus, berani enggak Anda kritik Pak Prabowo?” tanyanya.

Fadli beralasan apa yang dia kritik bukan bidang yang dipegang Prabowo sebagai Menhan. “Menhan kan tupoksinya menjaga kedaulatan negara,” kilahnya.

“[angkat Prabowo sebagai Menhan] Itu keputusan Pak Jokowi yang paling tepat,” ujar Fadli.

Enaknya! 1.000 PNS Tak Harus Ngantor, Kerja Sambil Liburan di Raja Ampat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya