SOLOPOS.COM - Pakar hukum pidana Solo yang juga Dosen Unissula Semarang, Muhammad Taufiq (Istimewa).

Solopos.com, JAKARTA — Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran, Kamis (18/8/2022) hari ini trending di Twitter.

Warganet menganggap orang nomor satu di Polda Metro Jaya itu layak dicopot dari jabatannya karena diduga memiliki keterkaitan dengan kasus Irjen Ferdy Sambo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menanggapi trending Twitter ini, ahli hukum pidana asal Kota Solo, Muhammad Taufiq sependapat bahwa Fadil Imran layak dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda Metro Jaya.

Taufiq beralasan, pelukan dua jenderal yakni Fadil Imran dan Ferdy Sambo pada 13 Juli 2022 itu menimbulkan tanda tanya besar, mengingat saat itu kasus kematian Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) masih gelap.

Baca Juga: Putri Sambo Bisa Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana dan Laporan Palsu

Sebagaimana diketahui, Brigadir J tewas dibunuh pada 8 Juli 2022 dan kasusnya baru diumumkan ke publik pada 11 Juli 2022.

Penyelidikan tim khusus bentukan Kapolri, selama jeda tiga hari itu ternyata Ferdy Sambo mengarang cerita tentang baku tembak di rumah dinasnya, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Kebohongan Ferdy Sambo itu sudah menyeret puluhan polisi lainnya dalam sidang kode etik dan pidana.

Baca Juga: Pengacara: Brigadir J Meninggal Kok Rekeningnya Masih Bisa Transaksi

“Peran Fadil Imran itu penting. Tidak mungkin Kapolres Metro Jakarta Selatan dan anak buahnya jadi tersangka kalau tidak terlibat. Pidana itu ada hubungan kausalitas atau sebab akibat,” ujar Taufiq yang juga dosen hukum Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah itu.

Ia menambahkan, Fadil Imran tak bisa menghindar dari tanggung jawab . Sebab anak buahnya terlibat dan dicopot dari jabatan mereka.

Taufiq menyatakan, tindakan Fadil memberikan simpati kepada Sambo dengan cara memeluk dan mencium kening jelas punya arti.

Baca Juga: Pakar: Ferdy Sambo Sengaja Pilih Rumdin untuk Bunuh Brigadir J

“Saat itu ia secara terbuka dan videonya viral memberi dukungan pada Sambo padahal Sambo belum dinyatakan tersangka. Fadil pakai seragam resmi, nggak bisa ia cuci tangan. Secara etika, polisi mendukung pelaku kejahatan itu salah,” katanya.

Direktur Pusat Studi Ilmu Kepolisian Unissula Semarang itu mengilustrasikan dengan Komisioner KPK Lili Pintauli yang mundur karena menemui calon tersangka.

” Fadil Imran ya seperti itu kejadiannya. Nggak lucu kalau nggak dicopot dan diperiksa,” ujar pengacara asal Kota Solo itu.

Hanya Empati

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan, pertemuan antara Kapolda Metro Jaya dengan Ferdy Sambo pada 13 Juli 2022 hanyalah personal.

Kapolda Metro Jaya, ungkap Dedi, sebatas ingin menunjukkan rasa empati kepada Irjen Ferdy Sambo.

Dedi menegaskan penyidikan tidak bisa dicampuradukkan meskipun keduanya bertemu.

Baca Juga: Didesak Ditangkap, Penyusun Skenario Ferdy Sambo Diperiksa Polisi

“Kejadian antara Kapolda dengan Ferdy Sambo itu personal, rasa empatinya saja. Tapi proses penyidikan enggak bisa dicampuradukkan, proses penyidikan tetap profesional, transparan, dan akuntabel. Jadi enggak dipengaruhi kejadian-kejadian seperti itu,” ujar Dedi, Rabu (20/7/2022).

Seperti diketahui, dalam video berdurasi 24 detik yang diterima oleh wartawan di Jakarta, Kamis (14/7/2022), Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran bertemu Ferdy Sambo di Kantor Kadiv Propam.

Keduanya lantas berpelukan. Ferdy Sambo tak kuasa menahan tangis di pelukan Fadil Imran yang merupakan seniornya itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya