SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

GUNUNGKIDUL—Siswa sekolah dinilai rawan menjadi korban kekerasan di dunia maya (cyber bullying). Sejumlah sekolah di Gunungkidul bahkan melarang siswanya membawa telepon genggam saat jam pelajaran berlangsung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terkait kekerasan di dunia maya itu, Pusat Studi Islam (PSI) Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja menggelar sosialisasi penggunaan situs jejaring sosial maya Facebook secara sehat di sejumlah daerah termasuk Gunungkidul. Sosialisasi ini digelar agar kekerasan di dunia maya dapat berkurang.

Ekspedisi Mudik 2024

“Siswa juga harus menolak apabila diberi kekerasan,” kata Koordinator Program PSI UII, Imam Samroni, di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Wonosari, Kamis (21/6).

Menurutnya, PSI UII menggelar sosialisasi ini bukan agar pelajaran tentang Facebook dimasukkan ke dalam kurikulum. “Tapi lebih mengarah agar menjadi bagian dari hidden curriculum (kurikulum tersembunyi),” kata Imam.

Menurut PSI UII, Facebook sebagai media sosial dapat difungsikan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Facebook memungkinkan penggunanya untuk berbagi informasi beasiswa, mengabarkan prestasi sekolah atau mendukung kepedulian terhadap warga yang sedang susah.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan, banyaknya kasus yang bersumber dari Facebook perlu menjadi perhatian khusus. “Perlu dicari jalan keluar untuk penggunaan Facebook yang baik,” kata Imawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya