SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> &mdash; Facebook menyatakan masih mendalami kemungkinan <a href="http://teknologi.solopos.com/read/20180414/484/910328/cambridge-analytica-jawab-tuduhan-bocorkan-data-pengguna-facebook" target="_blank">Cambridge Analytica</a> masih memiliki data-data pengguna Facebook. Selain itu, Facebook juga tengah berusaha mencari celah yang mungkin dimanfaatkan pengembang aplikasi lainnya demi memastikan kejadian yang sama tidak terulang.</p><p>&ldquo;Kami terus berupaya untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dan mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil untuk memastikan hal serupa tidak terulang kembali,&rdquo; kata Public Policy Lead Facebook Indonesia Ruben Hattari dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi I di Jakarta, Selasa (18/4/2018).</p><p>Ruben menjelaskan pada 2015 Facebook telah meminta Dr. Kogan sebagai pengembang aplikasi dan Cambridge Analytica sebagai penerima data untuk menghapus semua data yang terkait pengguna Facebook. Namun, pada 2018 ada indikasi bahwa keduanya masih memiliki data tersebut.</p><p>Dia mengatakan pada saat itu Facebook menerima sertifikasi legal yang menyatakan data tersebut benar-benar dihapus. Menurutnya, hingga kini <a href="http://teknologi.solopos.com/read/20180417/484/910948/kebocoran-data-pengguna-facebook-di-indonesia-meluas" target="_blank">Facebook</a> belum menemukan bukti bahwa Cambridge Analytica dan Dr. Kogan melanggar sertifikasi penghapusan dengan tidak menghapus data yang mereka miliki.</p><p>&ldquo;Tetapi kami pasti tetap melanjutkan pendalaman sambil menunggu investigasi ICO selesai,&rdquo; tuturnya.</p><p>Saat ini, ujar Ruben, Komisioner Informasi Inggris (ICO) tengah melakukan investigasi terhadap <a href="http://teknologi.solopos.com/read/20180417/484/910966/modus-pembobolan-oleh-cambridge-analytica-berkedok-login-via-facebook" target="_blank">Dr. Kogan</a> dan Cambridge Analytica. ICO juga meminta Facebook menunda langkah-langkah audit dan pencarian fakta tertentu sambil menunggu penyelidikan mereka selesai.</p><p>&ldquo;Kenapa Inggris? Karena keduanya [Dr. Kogan dan Cambridge Analytica] berkedudukan hukum di Inggris,&rdquo; jelas Ruben.</p><p>Ruben juga memastikan hal serupa tidak terulang kembali karena per 2014 Facebook telah mengubah ketentuan dan kebijakan platformnya. &ldquo;Segera setelah Facebook mengetahui insiden tersebut, kami mengubah kebijakan kami,&rdquo; katanya.</p><p>Lebih lanjut dia menjelaskan, dengan perubahan tersebut, pada pengembnag aplikasi pihak ketiga memiliki akses lebih terbatas terhadap data pengguna. Sebelum 2014, para pengembang dapat mengakses data dari teman yang ada dalam jaringan pengguna Facebook meski mereka tidak menggunakan aplikasi terkait.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya