SOLOPOS.COM - Logo Facebook (JIBI/Dok)

Facebook menaikkan gaji karyawan kontrak menjadi Rp200.000 per jam.

Solopos.com, SOLO – Di tengah kesenjangan kesejahteraan pegawai elit pada bagian teknologi dengan pekerja lain yang berpenghasilan jauh lebih rendah, Facebook akhirnya menaikkan gaji karyawan kontraknya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Facebook menaikkan gaji terendah seperti, petugas kafetaria atau kebersihan, menjadi US$15 per jam atau hampir Rp200.000 per jam.

Menurut kepala bagian operasi, Shryl Sandberg, dalam Facebook resminya pada Rabu (13/5/2015) waktu setmpat, pegawai kontrak itu juga berhak mendapatkan minimal 15 hari cuti bergaji dan tunjangan anak US$4.000 bagi orangtua yang tidak mengambil cuti mengurus anak,

“Kebijakan itu tepat diakukan bagi usaha dan masyarakat kami,” kata Sandberg sebagaimana diberitakan Antara.com.

Sebelumnya Facebook telah mengimplementasikan kenaikan gaji bagi sejumlah pekerja di kantor pusatnya, Menlo Park, pada hari buruh 1 Mei 2015. Facebook akan memperluas kebijakan tersebut bagi karyawan dari perusahaan alihdaya (outsource) yang cukup besar, yaitu mempunyai lebih dari 25 pekerja dan berkantor di Amerika Serikat, demikian keterangan Sandberg.

Facebook menolak memberi keterangan lebih lanjut berapa tepatnya jumlah karyawan kontrak yang akan menerima kenaikan gaji tersebut dan dari perusahaan outsource mana mereka berasal.

Secara umum, publik dan lembaga legislatif di Amerika Serikat kini memang tengah memperdebatkan kebijakan menaikkan gaji minimal untuk memperkecil jurang kesenjangan sosial. Di saat yang bersamaan, sejumlah perusahaan langsung berinisiatif untuk memperbaiki kondisi hidup pekerjanya, seperti dapat dilihat dari kebijakan Walmart, Costco, dan Starbucks.

Sementara itu, langkah Facebook memicu pujian dari Gedung Putih, serikat pekerja, dan kelompok keluarga.

“Korporasi Amerika Serikat sudah mulai memberlakukan kebijakan ini, yaitu dengan berkomitmen untuk tidak menggaji karyawannya dengan rendah dan tidak memaksa para pekerja untuk memilih antara pekerjaan atau keluarga,” kata Debra Ness, kepala lembaga National Partnership for Women and Families, dalam pernyataan tertulis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya