SOLOPOS.COM - Ilustrasi Facebook (forbescom)

Solopos.com, JAKARTA -- Facebook menghabiskan lebih dari 23 juta dolar AS atau setara Rp336 miliar pada 2020 untuk keamanan CEO Mark Zuckerberg. Hal ini terungkap pada pengajuan baru ke Securities and Exchange Commission.

Mengutip Antara, Minggu (11/4/2021), ulasan tahunan Facebook atas keamanan perusahaan "mengidentifikasi ancaman spesifik terhadap Tuan Zuckerberg," menurut pernyataan proxy yang diajukan pada Jumat (9/4/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dikutip dari The Verge, Minggu, ancaman identik dengan Facebook dan sentimen negatif terkait perusahaan kami secara langsung dikaitkan dan sering kali dialihkan kepada Mark Zuckerberg.

Baca Juga : Ini Cara Cek 130.331 Data Pengguna Facebook Indonesia Yang Bocor

Tinjauan tahunan perusahaan terhadap program keamanan menunjukkan biaya untuk melindungi Zuckerberg dan keluarganya meningkat pada 2020. Terutama karena protokol perjalanan Covid-19, peningkatan cakupan keamanan selama musim pemilihan Presiden AS 2020, serta meningkatnya biaya untuk personel keamanan dan kompensasi lainnya.

Bagian "semua kompensasi lainnya" dari pernyataan proxy menunjukkan Facebook menghabiskan Rp336 miliar untuk keamanan pribadi di kediaman Zuckerberg dan untuk perjalanan untuknya dan keluarganya.

CEO juga mendapat tambahan 10 juta dolar AS atau Rp146 miliar untuk biaya personel keamanan dan biaya keamanan lainnya. Biaya keamanan dasar naik menjadi 13,4 juta dolar AS (Rp195 miliar) tahun lalu, dibandingkan di tahun sebelumnya sebanhyak 10,4 juta dolar AS (Rp151 miliar).

Baca Juga : Data Pengguna Facebook Bocor! Indonesia Termasuk?

"Komite kompensasi, pencalonan dan tata kelola percaya bahwa biaya ini sesuai dan diperlukan mengingat lanskap ancaman dan fakta Mark Zuckerberg telah meminta untuk hanya menerima US$1 dalam gaji tahunan. Dia juga tidak menerima pembayaran bonus, penghargaan ekuitas, atau kompensasi insentif lainnya," menurut pernyataan proxy.

Facebook juga akan mengajukan proposal pada pertemuan pemegang saham 26 Mei 2021 untuk menawarkan keamanan pribadi kepada direktur nonkaryawan dari waktu ke waktu. Laporan bulan Januari oleh Tech Transparency Project menemukan bahwa beberapa ekstremis perusuh di serangan Capitol telah menggunakan grup pribadi di Facebook selama berbulan-bulan untuk merencanakan dan mengkoordinasikan pemberontakan 6 Januari 2021.

Meskipun ada pernyataan dari COO Facebook, Sheryl Sandberg, bahwa acara sebagian besar diatur di platform yang tidak memiliki kemampuan untuk menghentikan kebencian, tidak memiliki standar, dan tidak memiliki transparansi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya