SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> — Para pelaku usaha <em>online</em> di Solo berharap <a title="Menkominfo Rudiantara Ancam Tutup Facebook di Indonesia" href="http://news.solopos.com/read/20180403/496/907781/menkominfo-rudiantara-ancam-tutup-facebook-di-indonesia">Facebook </a>&nbsp;tidak diblokir oleh pemerintah Indonesia. Meski saat ini banyak pilihan media sosial, Facebook dinilai masih penting untuk mendukung usahanya.</p><p>Salah satu penjual barang secara online, Sri Ningsih, mengatakan saat ini Facebook sudah digunakan hampir semua kalangan masyarakat mulai dari kalangan muda hingga orang tua.</p><p>"Nasib pebisnis online memang tidak bergantung pada satu media sosial. Tapi jika Facebook tidak ada lagi, akan banyak berdampak pada omzet. Di tempat saya banyak konsumen yang memesan hijab melalui Facebook. Bahkan sampai Malaysia, kami komunikasi via inbox <a title="Batal Datang, Facebook Indonesia Baru Diperiksa Polisi Pekan Depan" href="http://teknologi.solopos.com/read/20180412/484/910087/batal-datang-facebook-indonesia-baru-diperiksa-polisi-pekan-depan">Facebook,</a>" kata dia kepada <em>Solopos.com</em>, Kamis (12/4/2018).</p><p>Facebook juga dijadikan sarana komunikasi dengan pelanggan dari luar Jawa maupun luar negeri. "Kalau Facebook diblokir, pelanggan saya yang dari luar negeri dan luar Jawa bisa hilang," kata dia.<br /> <br />Sementara itu, pedagang online lain, Yayuk Lestari, mengatakan Facebook bukan satu-satunya media untuk berjualan. "Kalaupun Facebook diblokir tidak akan terlalu mempengaruhi usaha. Kebanyakan pelanggan sudah memiliki kartu nama saya atau nomor telepon. Kalau Facebook sebenarnya untuk pembuktian toko online saya ada dan aktif karena setiap hari saya pasang foto produk yang mau dikirim beserta testimoni," kata dia yang aktif menjual pakaian secara <em>online</em>.</p><p>Meski begitu, dia tidak setuju jika <a title="Buntut Kebocoran Data, Pendiri Apple Hapus Akun Facebook" href="http://teknologi.solopos.com/read/20180410/484/909260/buntut-kebocoran-data-pendiri-apple-hapus-akun-facebook">Facebook</a> diblokir. Facebook sudah menjadi media untuk berkomunikasi dengan teman, konsumen, dan sebagainya.</p><p>Seorang pelaku usaha <em>online shop</em>, Lulu, mengatakan Facebook adalah salah satu medsos yang paling efektif menjaring calon pelanggan karena di Facebook si penjual bisa melihat secara detail potensi calon pelanggannya.</p><p>&ldquo;Dengan masuk ke <em>fanpage</em> yang besar-besar, itu akan kelihatan sekali antusias calon pelanggan, baik dari komentar maupun like. Kami juga bisa melihat potret orang-orang yang berinteraksi, apakah mereka calon pelanggan potensial, belanjanya di mana saja, karena data-data di Facebook itu sangat lengkap,&rdquo; kata Lulu, yang juga punya toko di Beteng Trade Center Solo.</p><p>Memang masih banyak medsos lain yang bisa dimanfaatkan selain <a title="Batal Diperiksa, Facebook Indonesia Minta Waktu Kumpulkan Data" href="http://teknologi.solopos.com/read/20180412/484/910091/batal-diperiksa-facebook-indonesia-minta-waktu-kumpulkan-data">Facebook</a> termasuk iklan. Lulu sekarang lebih banyak bermain iklan (add) dan beriklan di media sosial lain selain Facebook.</p><p>Pelaku usaha online yang paling terdampak jika Facebook diblokir, menurut Lulu, adalah pemain online shop tradisional yang berburu pelanggan melalui sosial media dengan cara manual. Pelaku online shop dimaksud adalah yang tidak paham cara beriklan, belum paham bagaimana endorse, atau memanfaatkan aplikasi-aplikasi lain yang sistemnya bisa lebih &ldquo;rumit&rdquo; dari cara iklan manual di Facebook.</p><p>Bagi pelaku usaha seperti Lulu, medsos memang jadi jujugan utama saat ini karena dia bisa menjual produk hingga ke seantero Indonesia. &ldquo;Saya punya banyak reseller di Papua, Riau, dan luar Pulau Jawa lainnya. Kalau enggak lewat medsos enggak bisa pasar seluas itu. Enaknya dengan jualan ke luar Pulau Jawa, kami mau cari untung sampai Rp100.000 pun gampang. Coba kalau dijual pasar offline Solo misalnya, apa bisa cari untung Rp50.000 saja mikir-mikir laku apa enggak.&rdquo;</p><p>Pemilik Kimkin Babyshop, Anggit Nawangsari, waswas dengan rencana pemblokiran Facebook karena sampai saat ini dia masih fokus di Facebook itupun dengan cara manual. &ldquo;Enggak pakai FB Add, jadi ya paling nanti memaksimalkan Instagram, Line, atau WhatsApp. Persoalannya kalau Instagram agak susah, postingan hanya bisa dilihat dari 10 persen follower,&rdquo; ujar Anggit.</p><p>Dia berharap ancaman pemerintah memblokir Facebook tidak terealisasi mengingat pelaku usaha yang saat ini menyandarkan bisnisnya di Facebook sangat banyak. (Bayu Jatmiko Adi)</p><p><br /><br /></p>

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya