SOLOPOS.COM - Ilustrasi/telegraph.co.uk

Ilustrasi/telegraph.co.uk

SAN FRANCISCO—Penyidik Biro Investigasi Federal (FBI) yang dibantu Facebook berhasil mengungkap jaringan kejahatan internasional yang menginfeksi 11 juta komputer di seluruh dunia dan menyebabkan kerugian lebih dari 850 juta dollar AS.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini merupakan salah satu tangkapan kejahatan siber terbesar dalam sejarah. FBI yang bekerja sama dengan jaringan sosial terbesar di dunia itu menangkap 10 orang yang menginfeksi dengan perangkat lunak berbahaya “Yahos”. Para penjahat ini kemudian mencuri kartu kredit, data bank dan informasi pribadi lainnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Tim keamanan Facebook membantu FBI setelah “Yahos” ditargetkan penggunanya dari 2010 hingga Oktober 2012, ujar lembaga federal AS dalam sebuah pernyataan di situsnya. Jaringan sosial itu membantu mengidentifikasi penjahat dan rekening tempat yang terkena dampak.

“Sistem keamanan kami mampu mendeteksi akun yang terkena dampak sekaligus menyediakan alat menghapus ancaman ini,” kata FBI dilansir Yahoonews.com, Rabu (12/12/2012.

Menurut FBI yang bekerja juga dengan Departemen Kehakiman AS, para hacker mempekerjakan “Butterfly Botnet”. Botnet adalah jaringan komputer yang dapat digunakan dalam berbagai serangan siber pada komputer pribadi.

FBI mengatakan 10 orang yang tertangkap itu berasal dari Bosnia dan Herzegovina, Kroasia, Makedonia, Selandia Baru, Peru, Inggris, dan Amerika Serikat. Mereka dieksekusi berdasarkan surat perintah penggeledahan. Data valid sulit didapat, tetapi para ahli mengatakan kejahatan siber lebih sering terjadi pada PC dan mobile computing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya