SOLOPOS.COM - Bangunan eks PG Colomadu, Karanganyar. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Fabriek Fikr 2016 memunculkan ide menjadikan PG Colomadu seperti Taman Ismail Marzuki Jakarta.

Solopos.com, KARANGANYAR — Ratusan orang berbondong-bondong memadati Pabrik Gula Colomadu, Colomadu, Karanganyar, Minggu (20/11/2016) malam, untuk menyaksikan rangkaian pertunjukan Fabriek Fikr ke-2 yang digagas Sardono W Kusumo dan didukung Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf). Agenda itu memunculkan ide menjadikan kawasan pabrik menjadi seperti Taman Ismail Marzuki.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Sejak sore, pengunjung sudah disuguhi painting perfomance, yaitu pertunjukan melukis dengan menggunakan rambut yang dilakukan oleh tiga perempuan di pabrik bagian belakang. Selanjutnya, para penonton diajak ke pabrik bagian depan, disuguhi dengan penampilan memukau tarian kolaborasi.

Belasan penari bergerak lincah, indah, dan menawan di antara roda mesin-mesin berukuran gigantic. Mereka diiringi dengan suara hentakan Electronic Dance Music (EDM) yang bernuansa mistik.

Puncak dari acara tersebut yakni, sorotan video mapping yang dipantulkan di dinding-dinding depan pabrik. Diiringi suara EDM dan tarian dari para dancer. Ketika Sardono W Kusumo ikut menari, para masyarakat yang menyaksikan berteriak histeris.

Seusai acara, seniman kondang itu mengaku bahagia karena Fabriek Fikr ke-2 berjalan dengan lancar. Bahkan, meskipun acara sudah selesai pada pukul 20.00 Wib, masyarakat yang masuk ke pabrik gula itu masih banyak hingga pukul 22.00 WIB.

“Artinya, masyarakat sudah merasa memiliki kembali pabrik ini, padahal ada yang mengatakan pabrik ini angker. Pabrik ini menjadi ruang publik dan ada keterlibatan emosi dan kesejarahan bagi masyarakat,” ujarnya kepada Solopos.com.

Ia berharap, ke depannya pabrik yang berdiri sejak 1861 itu bisa menjadi pusat kesenian dan kreativitas di Jawa Tengah. “Seperti Taman Ismail Marzuki-nya Jawa tengah. Ini kan tempat bersejarah, kalau dihancurkan tidak boleh. Kalau dibuat mal atau hotel mubazir, besi-besinya masih kuat dan bagus. Apalagi mal dan hotel di Solo sudah banyak, salah satu solusi ya untuk kesenian,” tandasnya.

Salah satu pengunjung, Hani Kusumo, mengamini pendapat tersebut. Menurutnya, Pabrik Gula Colomadu yang mangkrak bisa dijadikan ruang publik untuk tempat berkreasi, pameran, dan pertunjukan.

“Harapannya, pabrik ini direvitalisasi menjadi pusat industri kreatif. Seperti di luar negeri pabrik-pabrik yang tidak terpakai dijadikan industri kreatif, cuma di Indonesia belum ada. Kalau terealisasi ini menjadi yang pertama di Indonesia,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya