SOLOPOS.COM - Penari melakukan gladi bersih tari di roda-roda mesin penggiling tebu pada persiapan Fabriek Fikr 2 di Pabrik Gula Colomadu, Karanganyar, Jumat (18/11/2016). Fabriek Fikr 2 yang digagas maestro seni Sardono W. Kusumo akan berlangsung 19-20 November 2016 dengan menampilkan berbagai seni pertunjukan. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Fabriek Fikr 2016 digelar di Pabrik Gula Colomadu Karanganyar.

Solopos.com, KARANGANYAR – Pabrik Gula Colomadu yang berlokasi di Colomadu, Karanganyar, Jumat (18/11/2016) sore, tampak berbeda ketimbang hari biasa. Tiga orang dengan seluruh wajah terbalut perban duduk terdiam di pintu masuk pabrik yang berdiri sejak 1861 itu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Di dalam pabrik, beberapa perempuan yang tubuhnya dibalut kain tipis transparan menyerupai warna kulit duduk di kursi samping pintu masuk. Tak jauh dari mereka, terdapat empat tenda doom. Seseorang dengan wajah terbalut perban keluar dari tenda itu. Ada juga sebuah tenda yang berada di atas rongsokan bus di dalam pabrik itu.

Di depan bus, tampak ruang terbuka memanjang berbentuk seperti panggung. Ruang tersebut ditata sedemikian rupa hingga berubah menjadi studio lukis tempat painting performance. Beberapa orang berambut gondrong berseliweran, sibuk menata tempat itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Di seberang ruang terbuka itu, tampak sorotan video yang memantul di dinding. Video tersebut menampilkan rekaman film yang terlihat klasik.

Gambar suku Dayak, Nias, dan seseorang menari di atas stupa Candi Borobudur muncul beriringan di dinding dengan panjang 10 meter dan lebar 5 meter itu. Video tersebut merupakan rekaman dari seniman Sardono W. Kusumo, ketika melakukan petualangan di pelosok Nusantara, sekitar setengah abad yang lalu.

Tak jauh dari dinding itu, terlihat pantulan video yang sama, namun khusus rekaman film di pedalaman hutan Papua. Api berkobar cukup besar di dekat dinding itu, sementara lima orang Papua sibuk melakukan ritual yang berasal dari suku mereka yakni bakar batu.

Tiba-tiba, terdengar suara entakan Electronic Dance Music (EDM) dari bagian depan pabrik. Terlihat sepasang disc jockey (DJ) berada di antara roda mesin-mesin berukuran gigantic. Tak berselang lama, tubuh para perempuan yang sejak tadi duduk di dekat pintu, tiba-tiba muncul di atas roda-roda raksasa itu. Kemudian disusul oleh para pria dengan wajah dibalut perban, lima orang Papua, dan lainnya.

Mereka menari mengikuti entakan musik, melompat-lompat, bergelantungan, berlarian, dan merangkak di roda-roda raksasa. Tempat mesin-mesin penggerak Pabrik Gula untuk beroperasi pada puluhan tahun lalu, seketika saja berubah menjadi panggung tari yang memukau mata. Di antara penari itu, terlihat sosok seniman asal Bandung, Tony Bruer dan pemain pantomim asal Jogja, Jemek.

Semakin lama, nuansa mistik dari musik semakin terasa. Para penari seakan bebas bergerak, menari dikendalikan musik, bukan oleh pemilik tubuh masing-masing. Sekitar 30 menit kemudian, satu per satu belasan penari itu menghilang dari roda-roda raksasa.

Meskipun mereka sedang latihan terakhir sekaligus gladi bersih untuk acara Fabriek Fikr ke-2 pada Sabtu-Minggu (19-20/11/2016), namun mereka mampu memberikan pertunjukan memukau sore itu. Acara yang digagas oleh Sardono W. Kusumo dan didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) itu menonjolkan proses kreatif para seniman.

“Sebab proses lebih menarik dan menginspirasi, makanya kami menyajikan lahirnya seni, di mana ada proses pencarian di dalamnya,” kata Sardono ketika jumpa pers di Dalem Ageng Prabudiningrat, Selasa (15/11/2016).

Tahun ini, ia mengaku diminta untuk melanjutkan eksperimen di pabrik peninggalan Mangkunegaran abad ke-19 itu. Oleh karena itu, ia menyulap pabrik tersebut menjadi suatu laboratorium seni agar sejarah panjang Pabrik Gula Colomadu tidak dilupakan oleh masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya