SOLOPOS.COM - Mahasiswa Prodi Agribisnis saat memamerkan produk-produknya dalam Expo Kewirausahaan Agribisnis di Student Center UKSW Salatiga, Senin (17/4/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Beragam produk inovasi pertanian dipamerkan dalam Expo Kewirausahaan Agribisnis yang berlangsung di Student Center (SC) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Senin (17/4/2023).

Kegiatan itu diikuti sebanyak 16 kelompok mahasiswa Program Studi (Prodi) Agribisnis Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB). Ke-16 kelompok merupakan mahasiswa praktik kerja lapangan (PKL) 2 terdiri dari tujuh kelompok Prodi Agribisnis dan sembilan kelompok dari mahasiswa mata kuliah Perencanaan Bisnis.

Dekan FPB UKSW Salatiga, Bistok Hasiholan Simanjuntak, mengatakan expo kewirausahaan ini merupakan perpaduan antara mata kuliah perencanaan bisnis dan hasil inovasi mahasiswa PKL 2. Kegiatan ini menjadi suatu wadah pembelajaran tentang kewirausahaan, tidak hanya dilihat dari perolehan keuntungan, melainkan dari sisi pengalaman berbisnis.

“Yang penting dari kegiatan ini adalah pembelajarannya. Ambilah nilai-nilai dari kegiatan ini, di mana Anda harus praktik kewirausahaan sehingga nantinya alumni dari FPB, khususnya dari Prodi Agribisnis ini punya pengalaman di lapangan tentang kewirausahaan,” kata Bistok Hasiholan dalam sambutannya, Senin.

Hal senada disampaikan Ketua Pelaksana Expo sekaligus Ketua Program Studi (Kaprodi) Agribisnis UKSW Salatiga, Maria. Ia mengungkapkan kegiatan Expo Kewirausahaan Agribisnis ini pertama kali digelar oleh FPB.

Dengan adanya expo ini, mahasiswa Prodi Agribisnis diharapkan bisa membuat jejaring konsumen dari produk-produk pertanian. Produk yang dipamerkan antara lain produk olahan makanan, produk aksesori dari hasil kultur jaringan, dan produk dari pemanfaatan limbah.

Expo ini bertujuan menumbuhkan jiwa wirausaha mahasiswa. Selain itu, kegiatan ini mengawali rencana dalam mewujudkan pembuatan showroom agribisnis atau laboratorium agribisnis. Di sisi lain, mahasiswa diajarkan menciptakan nilai tambah dari produksi pertanian, Jadi tidak hanya menjual,” jelasnya.

Sementara itu, saat ditemui di sela acara, dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Bisnis Liska Simamora, menerangkan bahwa expo kali ini merupakan salah satu output dari mata kuliah perencanaan bisnis. Diharapkan mahasiswa dapat melakukan pencatatan transaksi dan menyusun laporan keuangan secara detail terkait produk yang dijual.

Kelompok Boneka Horta merupakan salah satu kelompok yang memamerkan hasil inovasi pemanfaatan limbah serbuk kayu. Kelompok yang diketuai Monika Mei Cynthia, mahasiswa Prodi Agribisnis angkatan 2019 ini memanfaatkan limbah serbuk kayu yang diolah dengan media tanam tanah.

Dari gabungan dua media tersebut, kemudian disematkan benih tanaman gandum sehingga menghasilkan wheatgrass.

“Melalui expo ini kami ingin memperkenalkan hasil pemanfaatan limbah yang dapat menjadi media tanam. Selain itu, boneka horta ini juga bentuknya lucu dan dapat menarik minat anak-anak sehingga membantu mereka belajar merawat tanaman sambil bermain,” kata mahasiswa PKL 2 tersebut.

Salah seorang pengunjung, Timothy Rayo Sebastian, mengungkapkan adanya pandangan baru terhadap pengelolaan suatu bahan baku, khususnya bidang pertanian.

“Produk- produk yang dijual sangat inovatif dan rasa makanannya juga enak. Begitu juga produk nonmakanan memiliki nilai tambah untuk dijual kepada konsumen,” ujar mahasiswa Prodi Agribisnis angkatan 2020 tersebut.

Rekomendasi
Berita Lainnya