SOLOPOS.COM - Area pembangunan jalan tol di Desa Kuwiran, Banyudono, Boyolali, Jumat (3/2/2023). Exit Tol Colomadu akan dipindah ke area Dukuh Gading, Desa Kuwiran, Banyudono, Boyolali. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Exit tol Solo-Jogja yang tersambung dengan tol Semarang-Solo yang akan dibangun di wilayah Desa Kuwiran, Banyudono, Boyolali, diyakini bakal menjadi pintu masuk investasi ke kawasan tersebut.

Selain itu, harga tanah di kawasan itu juga diyakini bakal terdongkrak. Seperti diketahui, pintu tol Colomadu, Karanganyar, direncanakan digeser ke Desa Kuwiran, Banyudono, Boyolali. Pembangunan pintu tol di Kuwiran saat ini masih dalam tahap pembuatan saluran irigasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Desa (Kades) Kuwiran, Heri Sarwo Edhi, mengungkapkan exit tol dan kantor pengelola tol akan berada di sekitaran Dukuh Gading, Dukuh Citran, dan Dukuh Kembaran.

“Lebih tepatnya itu [exit tol] di timur lapangan sepak bola Kuwiran di Dukuh Gading. Di situ baru bikin jaringan irigasi,” ungkapnya saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Jumat (3/2/2023).

Heri memperkirakan dampak dengan adanya pintu tol di wilayahnya adalah meningkatnya perekonomian masyarakat Desa Kuwiran karena pergerakan ekonomi akan dinamis. Ia juga mengatakan beberapa warga sudah membuka warung makan.

Ada juga investasi yang masuk di Desa Kuwiran seperti toko ritel yang berlokasi di Dukuh Beran Wetan. “Kalau investasi properti atau perumahan saya mikirnya itu kan yang menggunakan warga luar. Kalau properti tersebut untuk warga kami mungkin lain lagi,” katanya.

Heri juga mengungkapkan kebetulan mayoritas lahan di tempatnya juga lahan hijau yang dilindungi sehingga perizinan untuk properti lebih sulit. Selain dampak masuknya investasi dan ekonomi masyarakat, ia juga mengatakan harga tanah di sekitar Desa Kuwiran mulai naik.

Pembebasan Lahan

Ia mencontohkan satu patok sawah seluas 2.500 meter persegi yang dulunya seharga Rp500 juta sampai Rp600 juta saat ini sudah naik menjadi Rp700 juta. “Walaupun kenaikannya belum signifikan, tapi ke depan mungkin akan signifikan. Kalau exit tol sudah dibuka mungkin bisa sampai satu miliar rupiah, bisa dua kali lipat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Heri mengungkapkan proses pembebasan lahan di desanya telah selesai baik itu tanah kas milik pemerintah desa maupun milik warga. Ia menjelaskan kantor Desa Kuwiran untuk sementara dipindah ke Dukuh Sidorejo karena tanahnya juga terkena proyek tol.

Kemudian poliklinik kesehatan desa ada di Dukuh Beran Kulon, dan TK Pertiwi menyewa di rumah warga daerah Dukuh Kuwiran. Sementara itu, Kepala Kantor Pertanahan (Kantah) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Boyolali, Priyanto, mengungkapkan total pengadaan tanah untuk tol Solo-Jogja di wilayah Boyolali ada 89,73 hektare dengan 1.092 bidang.

“Fasum [fasilitas umum] dan fasos [fasilitas sosial] ada 184 [bidang]. Nah, yang kepemilikan baik instansi maupun keperdataan perorangan itu 908 bidang,” ujarnya.

Ia menambahkan yang sudah terealisasi ada 68,29 hektare atau 82,2 persen dengan 837 bidang atau 92,2 persen. Sedangkan sisanya masih ada 71 bidang dengan luas sekitar 21,43 hektare yang belum dibebaskan.

“Sisanya di antaranya ada yang sengketa, ada yang dikonsinyasi karena kepemilikan tidak jelas, ada juga masih proses inventarisasi dan identifikasi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya