SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, NANNING — Nomor tunggal putri kembali menjadi titik kelemahan Indonesia setelah lengsernya era Susy Susanti. Ada jarak kualitas yang cukup lebar antara pebulutangkis putri Indonesia dengan negara rival seperti China, Jepang, Thailand maupun Denmark. Tim Indonesia dinilai perlu menginvestasikan waktu dan tenaga untuk mengejar ketertinggalan di sektor putri untuk bisa bersaing di kejuaraan beregu seperti Piala Sudirman.

Indonesia hanya menempati peringkat ketiga Piala Sudirman 2019 setelah kalah 1-3 dari Jepang di babak semifinal. Hanya sektor ganda putra melalui Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang mampu menyumbangkan angka bagi Indonesia. 

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Adapun tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung serta ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu kalah dua game langsung dari lawan-lawannya. Meski mampu mengimbangi permainan lawan, mereka acapkali inkonsisten sehingga gagal di poin-poin kritis. 

Legenda bulu tangkis nasional, Hariyanto Arbi, menilai semifinal merupakan hasil maksimal yang dapat diraih Indonesia di Piala Sudirman 2019. Hal itu tak lepas dari gap kualitas sektor putri Indonesia dengan para rival. Arbi yang dijuluki manusia dengan kecepatan smash 100 watt ini meminta tim segera mengejar ketertinggalan di sektor putri. 

“Tunggal putra enggak [tertinggal], mereka masih saling mengalahkan [dengan para rival]. Namun di putri kita memang ketinggalan,” ujar Arbi seperti dilansir Detik, Minggu.

Arbi mengakui Indonesia butuh waktu untuk membenahi kualitas pebulutangkis putri Tanah Air. Dia mencontohkan Jepang yang berproses selama 50 tahun untuk menghasilkan salah satu tim paling kuat di jagat badminton saat ini. “Jepang sekarang bagus dan merata, kuat di segala sektor. Inilah proses, kita mesti sabar kerja keras.”

Manajer Indonesia di Piala Sudirman 2019, Susy Susanti, mengatakan tunggal putri tertinggal cukup jauh dibanding sektor lain. Meski demikian, dia melihat potensi yang dapat dimaksimalkan dari sektor tersebut. Dia mencontohkan Gregoria Mariska yang memiliki pukulan keras dan terarah. 

“Masalahnya dia enggak bisa tahan lama, pertahanannya juga. Dia butuh penanganan lebih,” ujar Susy di Badmintonindonesia.org. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya