SOLOPOS.COM - Area parkir rest area km 519 A jalur tol Solo-Ngawi, tepatnya di Masaran, Sragen, dipadati mobil pribadi milik para pemudik dari arah Jakarta pada H-3 Lebaran, Jumat (29/4/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Perhubungan Sragen mencatat adanya peningkatan jumlah pemudik yang luar biasa yang masuk Bumi Sukowati pada Lebaran 2022 lalu. Terjadi kemacetan hampir di mana-mana saat arus balik.

Dari hasil evaluasi Dishub Sragen, jumlah pemudik yang masuk Sragen kota mencapai 144.478 kendaraan. Para pemudik tersebut terpantau dari exit tol Pungkruk, exit tol Toyogo Sambungmacan, dan Gemolong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Evaluasi mudik Lebaran tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen, Catur Sarjanto, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (12/5/2022). Saking banyaknya kendaraan yang masuk, Dishub sampai harus menerapkan kebijakan one way atau satu arah di beberapa jalur di Sragen kota. Catur mengaku kebijakan satu arah itu baru kali pertama terjadi di Sragen.

“Saya memantau sendiri penanganan arus lalu lintas. Alhamdulillah teman-teman di Dishub dan Satlantas sigap mengatur lalu lintas saat terjadi kemacetan. Semua kemacetan bisa diantisipasi mengingat luapan kendaraan itu sudah diprediksi sebelumnya. Jumlah pemudik yang masuk Sragen itu meningkat dua kali lipat bila dibandingkan pada mudik 2019 lalu,” ujarnya.

Baca Juga: Pemudik dari Wilayah 4J Karanganyar Tunda Balik Ke Perantauan

Puncak arus mudik terjadi pada Sabtu (30/4/2022) dan puncak arus balik terjadi pada Kamis (5/5/2022). Dishub melakukan pengaturan lalu lintas saat arus mudik dan arus balik melalui fasilitas areal traffic control system (ATCS) selain terjun langsung ke lapangan.

Dari evaluasi yang dilakukan, ujar Catur, paling utama perlu adanya tambahan pospam terutama di Grompol, Masaran, pada mudik Lebaran berikutnya. Biasanya di Grompol ada pospam, tetapi pada 2022 ini tidak ada.

“Potensi kemacetan juga terjadi di wilayah Gemolong dan seputaran Pasar Gemolong. Kami sudah memiliki kamera CCTV [closed circuit television] di Gemolong tetapi belum terintegrasi dengan jaringan fiber optic sehingga pantauan lalu lintasnya tidak seperti CCTV di dalam kota. Selain itu ada kepadatan lalu lintas di sisi selatan Pasar Gemolong,” katanya.

Baca Juga: Kunci Mobil Pemudik Hilang di Rest Area Boyolali, Ketemu di Kendal

Banyaknya penumpukan kendaraan di selatan Pasar Gemolong disebabkan banyak pengguna jalan yang tidak mematuhi rambu lalu lintas. Catur menyebut kesadaran warga mentaati rambu lalu lintas masih kurang karena ingin cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya