SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, MEDAN –</strong> Pemerintah, Senin (2/7/2018), akhirnya memutuskan penghentian <a href="http://news.solopos.com/read/20180630/496/925277/awas-foto-hoax-bangkai-sinar-bangun-di-danau-toba-cek-ini-yang-benar">evakuasi KM Sinar Bangun </a>berikut ratusan penumpangnya yang karam di Danau Toba.</p><p>Keputusan ini diambil setelah 14 hari melakukan pencarian, sejak<a href="http://news.solopos.com/read/20180621/496/923350/presiden-jokowi-musibah-km-sinar-bangun-jangan-terulang"> KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba</a>, Minggu (18/6/2018). Keputusan ini merupakan hasil kesepakatan Tim SAR, Pemerintah Kabupaten Simalungun dan keluarga korban.</p><p>Dihimpun Solopos.com dari Liputan6.com, Okezone dan Suara.com, pemerintah <a href="http://news.solopos.com/read/20180621/496/923384/km-sinar-bangun-tenggelam-di-danau-toba-menhub-ungkap-3-kesalahan">Kabupaten Simalungun</a> selanjutnya berencana membangun monumen mengabadikan peristiwa tenggelamnya Sinar Bangun. Pembangunan monumen itu rencananya akan dilakukan di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.</p><p>Atas keputusan ini, aktivis Ratna Sarumpaet mengamuk di Posko SAR Terpadu tenggelamnya KM Sinar Bangun, di Pelabuhan Tigaras, Sumatera Utara, Senin (2/7/2018) siang.</p><p>Saat itu tengah dilakukuan pertemuan antara Menteri Koordinator (Menko) Bidang Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, yang tengah bertemu dengan keluarga korban di posko tersebut. <br />Ratna marah-marah, teriaki dan mengomeli Luhut. Hal itu dilakukannya karena ia menolak keputusan pemerintah yang menghentikan upaya pencarian.</p><p>"Semua mayat diangkat, baru boleh dihentikan.&lrm; Jangan ada berani menghentikan," teriak Ratna sebagaimana dikutip Okezone.com.</p><p>Ratna menegaskan, insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun bukanlah semata persoalan lokal di Tapanuli, bukan Lokal Indonesia. Namun merupakan persoalan Internasional, karena menyangkut masalah kemanusian.</p><p>"Saya bisa saja mengadu kepada Persatuan Bangsa-bangsa. Namun ini kan bisa dibicarakan secara baik-baik," tandas Ratna yang kesal setelah Luhut memerintahkan petugas membawanya dari luar posko.</p><p>Luhut sendiri sempat berbicara keras seusai mendengar teriakan Ratna. Ia bahkan meminta agar Ratna tidak buat rusuh dalam posko tersebut.</p><p>"Saya ngomong sama kamu nanti, bukan kamu prioritas utama. Prioritas pertama adalah rakyat ini. Jangan ngomong macam-macam sama saya," bentak Luhut.</p><p>Kemudian, Ratna diarahkan sejumlah petugas kepolisian untuk meninggalkan Posko Terpadu, agar cekcok mulut tidak berlanjut kembali. Namun, diluar Posko Ratna sang aktivis itu tetap berteriak-teriak.</p><p><strong>Tabur Bunga</strong></p><p>Dalam pertemuan dengan korban Sinar Bangun, Luhut melakukan tabur bunga di Danau Toba. Luhut beserta rombongan melanjutkan perjalanan ke tempat tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba. Mereka melakukan tabur bunga dari atas KMP Sumut ll.</p><p>"Saya pribadi mengucapkan turut berduka cita atas peristiwa ini. Saya harap, semoga kejadian sepertu ini tidak terulang lagi," ucap mantan Menko Polhukam tersebut.</p><p>Luhut menilai, kecelakaan KM Sinar Bangun yang merenggut jiwa, terjadi akibat adanya kelalaian dari pemerintah. Ada regulasi yang dilanggar dalam pengelolaan kapal di Danau Toba.</p><p>"Kalaupun ada salah, saya mengakui juga ada kekurangan kita di sana," ungkapnya.</p><p><span>Sejauh ini dari hasil pencarian, baru 24 orang yang ditemukan. 21 orang diantaranya dalam keadaan hidup, sementara tiga lainnya meninggal dunia. Sebanyak 164 penumpang lain juga masih hilang.</span></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya