SOLOPOS.COM - Logo EURO 2016 (JIBI/Harian Jogja/EUFA)

Euro 2016 diwarnai dengan wacana laga tertutup akibat adanya aksi teroro bom di sejumlah negara.

Solopos.com, PARIS – Wacana mengeglar Euro 2016 secara tertutup kembali mencuat setelah terjadi aksi teror di Brussel, Belgia. Mengomentari wacana tersebut, Wales lebih memilih pertandingan digelar secara normal seperti biasanya, sedangkan Irlandia tak masalah jika harus tertutup.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wacana laga tertutup di Euro 2016 sempat mencuat saat tragedi teror bom di Paris beberapa waktu lalu. Terlebih Paris merupakan salah satu kota yang akan menggelar pertandingan turnamen akbar internasional tersebut. Wacana itu muncul dari direktur turnamen, Martin Kallen.

Tapi Presiden Euro 2016, Jacques Lambert, menyebut wacana laga tertuturp di Euro 2016 mustahil dilakukan dengan berbagai alasan. Dia lebih memilih memperketat keamanana. Kini wacana itu muncul lagi dari Wakil Presiden UEFA Giancarlo Abete.

Abete menyebut laga tertutup lebih rasional dilaksanakan ketimbang penundaan Euro 2016. Ya, setelah adanya bom Brussel, wacana penundaan Euro 2016 pun mencuat. Tapi wacana tersebut tidak diamini oleh sejumlah petinggi UEFA dan menilai Euro 2016 harus dilaksanakan sesuai jadwal.

Mengenai wacana laga tertutup, dua kontestan Euro 2016 memiliki pandangan berbeda. Timnas Wales lebih memilih agar pertandingan dilaksanakan normal seperti sebelum-sebelumnya, sedangkan Irlandia mengaku tak masalah jika pertandingan harus tertutup.

“Itu adalah kabar bagus sejauh yang saya ketahui, menyenangkan untuk didengar. Tentu saja, kami memahami bahwa keamanan dan isu ini adalah yang terpenting,” ujar pelatih Timnas Wales, Chris Coleman, seperti dikutip dari Sky Sports, Kamis (24/3/2016).

“Tapi kalau itu terjadi [laga tertutup], kita akan mencapai sebuah masa di mana hidup dan kebebasan kita akan berubah selamanya. Dan itu ke arah yang makin buruk sayangnya. Kita akan menyerah pada sejumlah tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya. Para pemain ingin turun dan tampil seperti saat mereka melihat pemain-pemain di turnamen lainnya,” imbuh Coleman.

“Itu akan menyenangkan. Kami sudah mengecek stadion-stadionnya dan hotel-hotel, dan kami menantikan sebuah turnamen yang normal,” lanjutnya.

Sementara itu, manajer Irlandia Martin O’Neill menilai keamanan publik harus diutamakan. Meski begitu, ia juga meyakini keamanan di Euro 2016 juga akan ditingkatkan. Namun jika laga tertutup menjadi satu-satunya opsi, pihaknya mengaku siap.

“Kalau seseorang ingin melakukan serangan seperti yang terjadi kemarin, itu sangat-sangat sulit untuk ditangani. Tapi secara keseluruhan keamanan yang diberikan kepada kami benar-benar baik dan seperti yang lainnya juga, saya akan mematuhi segala sesuatu yang terjadi,” kata O’Neill seperti dilansir The Guardian.

“Ada pembicaraan soal laga-laga dijalankan secara tertutup, tapi keamanan orang-orang adalah yang terpenting dan segala yang disepakati, kami akan menerimanya. Kalau hal itu [laga tertutup] adalah sebuah alternatif dan merupakan satu-satunya alternatif, maka jika kami harus menjalani kompetisinya, kami mungkin harus mengikuti hal itu,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya