SOLOPOS.COM - Jessica Wongso di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (20/1/2016). Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum memeriksa Jessica terkait kematian Wayan Mirna Salihin yang meninggal dunia karena sianida dalam es kopi Vietnam yang diminumnya di Olivier Cafe Grand Indonesia. (JIBI/Solopos/Antara/dok)

Es kopi berujung maut terus membuka bukti baru. Jessica membungkuk dan menggaruk paha kanannya, termasuk menggaruk jarinya.

Solopos.com, JAKARTA — Tayangan rekaman CCTV saat tewasnya Wayan Mirna Salihin yang diperbesar dan ditayangkan saat sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Rabu (10/8/2016), kembali membuka fakta baru. Jessica tertangkap kamera menggaruk paha kanannya dan terlihat sangat jelas.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Hal itu berawal dari pertanyaan jaksa penuntut umum (JPU) apakah ahli forensik digital Kepala Subbidang Digital Forensik Labfor Bareskrim Polri, AKBP Muhammad Nuh, memiliki identifikasi yang belum disampaikan. Nuh pun membenarkannya.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dari cctv belakang, ada kegiatan petugas restoran mendatangi [meja 54]. Pukul 17.25.38 WIB terlihat terdakwa bergerak bergeser,” kata Nuh. Di CCTV yang berada di belakang meja 54 tersebut, petugas Olivier Cafe dan Hanie Juwita Boon sibuk mengurus Mirna.

Pada saat yang sama, Jessica bergerak mundur menepi dari kerumunan orang. Saat itulah Jessica sedikit membungkuk dan menggaruk paha kanannya. Rekaman sesi ini memang belum pernah terlihat di pengadilan.

Saat ditanya JPU apakah itu bisa diartikan sebagai kejanggalan, Nuh membenarkannya. “Kalau enggak ada apa-apa kenapa harus menggaruk, dan membungkuk? Kalau tak ada masalah apapun, dan semuanya berjalan baik, kenapa harus menggaruk, kecuali ada yang mengganggu di sana,” kata dia.

Jessica kembali terlihat menggaruk pada pukul 17.23 WIB dan tertangkap oleh CCTV yang sama. Setelah terlihat minggir dari kerumunan, kedua tangan Jessica menyatu dan saling bersentuhan. Namun saat itu dia sempat memegang tasnya.

Setelah dia menaruh tasnya ke meja berjalan di dekatnya, kedua telapak tangannya kembali bersentuhan. Jari-jarinya terlihat menggaruk jari lainnya, khususnya jari kanan, bahkan memilin-milin jari. Hal itu menimbulkan kecurigaan.

Meski demikian, saat JPU ingin memastikan apakah gestur itu terkait dengan gestur mengambil sesuatu dari tas pada pukul 16.29 WIB, Nuh tidak bisa memastikannya.

“[mungkin] Ada kaitan dengan mengambil sesuatu dengan di 17.25.38 ketika waktu menggaruk. Tangan saling menyatu dengan tidak diam, kalau memang penyebab di dalam tas, sesuatu yang saya tidak tahu membuat dia aneh, bisa saja seperti itu, tapi saya tidak bisa memastikan,” jawab Nuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya