Es kopi berujung maut menimbulkan pertanyaan lain. Pengacara Jessica mempertanyakan lazim tidaknya pengunjung kafe yang tak menolong Mirna.
Solopos.com, JAKARTA — Pengacara Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan, kembali mempertanyakan standar perilaku lazim atau tidak lazim seperti diungkapkan saksi ahli Antonia Ratih Andjayani yang juga anggota tim pemeriksa kejiwaan terdakwa. Dia berupaya membandingkan sebagian perilaku pengunjung Olivier Cafe yang tak ikut menolong.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dalam rekaman CCTV saat Mirna terlihat tergeletak setelah meminum es kopi Vietnam, sejumlah pengunjung lain yang duduk di seberang meja memang terlihat tak ikut menolong. Mereka baru tampak memperhatikan meja 54 setelah para pegawai kafe sibuk mengevakuasi Mirna.
Hal inilah yang dikejar oleh Otto dalam sidang yang digelar di PN Jakarta Pusat, Senin (15/8/2016). “Ketika Mirna pingsan, di meja-meja lain banyak, tapi tidak semua datang berdiri menolong,” tanyanya dalam sidang yang ditayangkan live di Kompas TV dan TV One tersebut.
Antonia menjelaskan sebenarnya dia juga mengamati gesture pengunjung di kafe itu pada saat yang sama. Diakuinya, memang ada pengunjung yangg diam saja. “Kita lihat ada orang yang menunjukkan keingintahuan, ada yang diam aja. Terutama saat dari pegawai kafe sendiri, ada tindakan membantu menangani Mirna.
Meski demikian, Antonia menyebut hal itu bukan gestur ketidakpedulian. Menurutnya, dari ekspresi wajah yang tertangkap CCTV, mereka juga menunjukkan respons atas hiruk pikuk di sana. Baca juga: Sengit! Begini Kelihaian Kubu Jessica Melawan Argumen Psikolog.
“Kalau disimpulkan mereka tidak peduli, sebenarnya mereka menunjukkan kepedulian. Kita bicara kelaziman, ketika ada situasi genting, kita otomatis menolong, terutama kita orang itu dekat, memiliki keterkaitan emosi,” ujar Antonia.
Antonia tak menjelaskan apakah orang yang tak menolong itu sebagai kelaziman atau tidak. Namun, dia menegaskan orang-orang tersebut menunjukkan ekspresi hendak menolong. “Meskipun ada orang kafe di situ, tapi ada gerakan [dari pengunjung lain]. Gerak itu indikasi bertindak.”