SOLOPOS.COM - Jessica Wongso di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (20/1/2016). Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum memeriksa Jessica terkait kematian Wayan Mirna Salihin yang meninggal dunia karena sianida dalam es kopi Vietnam yang diminumnya di Olivier Cafe Grand Indonesia. (JIBI/Solopos/Antara/dok)

Es kopi berujung maut kian dekat ke tahap penuntutan. Hari ini, penyidik masih melengkapi berkas dan membawa Jessica ke psikiater.

Solopos.com, JAKARTA — Penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya membawa tersangka Jessica Kumala Wongso ke Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Jessica menjalani pemeriksaan psikiater di rumah sakit tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sudah dari pagi tadi dibawa ke RSCM untuk pemeriksaan oleh psikiater,” ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Krishna Murti dikutip Solopos.com dari Detik, Kamis (11/2/2016).

Krishna Murti mengatakan pemeriksaan psikiater dilakukan untuk mengetahui kondisi kejiwaan Jessica. Pemeriksaan dilakukan oleh ahli dokter psikiater dari RSCM. “Pemeriksaannya di RSCM karena alat mereka yang lengkap di sana. Ahlinya juga di sana,” imbuh Krishna.

Sebelumnya, Jessica juga sudah menjalani pemeriksaan oleh empat psikolog, termasuk psikolog forensik dari Mabes Polri. “Kalau pemeriksaan psikiater baru pertama ini,” tutupnya.

Sementara itu, pemberkasan kasus kematian Wayan Mirna Salihin hampir rampung. Penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya segera melimpahkan tahap satu berkas tersebut ke Kejaksaan Tinggi (Kejakti) DKI. “Penyidik masih merampungkan pemberkasan. Mudah-mudahan minggu depan tahap satu ke kejaksaan, kita limpahkan berkasnya ke kejaksaan,” ujar Krishna.

Pemberkasan tersangka dan saksi-saksi terus dikebut penyidik. Ada beberapa keterangan ahli yang ditambahkan untuk merampungkan pemberkasan. “Ada keterangan ahli yang kita tambahkan untuk melengkapi pemberkasan,” imbuhnya.

Soal alat bukti, lanjut Krishna, pihaknya sudah memiliki bukti-bukti yang cukup. Bahkan, polisi sudah memiliki minimal empat alat bukti. “Kalau keterangan tersangka kita abaikan. Tersangka punya hak untuk mengelak,” tutupnya.

Pentingnya pemeriksaan kondisi psikologi Jessica memang penting bagi penyidik. Bahkan beberapa waktu lalu dalam Indonesia Lawyer Club (ILC) TV One, ayah Mirna, Dermawan Salihin, menduga Jessica memiliki kepribadian ganda dan menganggap Mirna seperti mainan.

“Kalau kita mainan waktu masih kecil, kita sering gini ‘ih mau mainan sama gua ini’. Si Hani diambil Mirna, Mirna diambil suaminya si Arief,” katanya. “Jadi hilang semuanya. Sebenarnya simpel saja kasusnya.”

Dermawan bercerita pada 4 Januari 2016, keluarganya menjamu Jessica di sebuah restoran di Kelapa Gading. Setelah itu, Jessica terus mendesak Mirna untuk kembali bertemu untuk balik ditraktir. “Setelah itu di Whatsap dia rame ngajakin. Ini klaimnya luar biasa, motifnya apa? Itu kepribadian ganda. Kalau lagi bener, lie detector kalah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya