SOLOPOS.COM - Saksi ahli psikiatri forensik RSCM Natalia Widiasih Rahardjanti (kanan) memberikan keterangan pada persidangan terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso (kiri) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis (18/8). Sidang tersebut menghadirkan saksi ahli psikiatri Natalia Widiasih Rahardjanti . (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A)

Es kopi berujung maut menunjukkan ketidaksesuaian antara pengakuan Jessica dengan fakta-fakta yang diperoleh penyidik dan ahli psikiatri.

Solopos.com, JAKARTA — Ada sejumlah inkonsistensi atau ketidaksesuaian antara keterangan Jessica Kumala Wongso dengan data-data tentang dirinya selama di Australia maupun saat tewasnya Wayan Mirna Salihin. Inkonsistensi itu muncul saat pemeriksaan kejiwaan di RS Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta oleh tim psikiater forensik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam pemeriksaan, Jessica sangat kukuh dengan pendiriannya meskipun ada ketidaksesuaian dengan data-data lain. Hal itu diungkapkan oleh saksi ahli psikiater forensik RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Natalia Widiasih, dalam lanjutan sidang es kopi bersianida di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (18/8/2016), yang ditayangkan Kompas TV dan TV One.

Berikut sejumlah inkonsistensi itu:

1. Pengakuan menggoyang Mirna
Kepada tim psikiatri forensik, Jessica mengaku membantu Hanie Juwita Boon menggoyang goyangkan tubuh Mirna. Namun saat dicek di rekaman CCTV Olivier Cafe, tim tidak menemukan gerakan Jessica menggoyangkan tubuh Mirna seperti diceritakan itu.

Saat dimintai konfirmasi kembali soal rekaman itu, Jessica tetap kukuh pada keterangannya. “Saya yakin, Mbak,” kata Jessica seperti ditirukan Natalia.

2. Membantah pernah menderita asma
Berdasarkan data yang diperoleh tim psikiatri, Jessica pernah menderita asma saat masih kecil. Namun, Jessica mengaku dirinya tak punya asma.

3. Membantah pernah masuk RS di Australia
Sesuai data yang didapatkan di Australia dengan fasilitas Australia Federal Police (AFP), Jessica pernah masuk RS Royal Prince Alfred. Menurut catatan, dia pernah masuk RS itu setelah melakukan percobaan bunuh diri menggunakan racun dengan barbequ, 26 Oktober 2015. Namun, Jessica mengatakan tak pernah masuk RS.

4. Mengaku lebih banyak melihat sisi baik seseorang.
Jessica mengaku lebih banyak melihat sisi baik seseorang. Sedangkan berdasarkan keterangan rekannya di Australia, hal itu hanya terlihat saat dia normal. Tapi saat dia mengalami masalah, emosinya akan berubah.

5. Mengaku dekat dengan keluarga
Jessica mengaku dekat dengan keluarga. Namun di Australia, dia pernah mengungkapkan kemarahannya kepada ayahnya dan kakaknya. Pasalnya, saat mengalami masalah, dia merasa tidak mendapatkan dukungan dari keluarga.

6. Dia terlihat tenang melihat teman dekatnya tergeletak
Dari pemeriksaan psikiatri, diketahui Jessica memiliki karakter yang tenang dan bisa mengontrol emosi dengan baik saat menghadapi situasi yang bisa diprediksi atau dipersiapkan sebelumnya. “Dengan pola ini, apabila kematian Mirna tidak diprediksi sebelumnya, seharusnya terperiksa [Jessica] menunjukkan emosi yang kuat, tapi itu tidak ditunjukkan,” kata Natalia.
Baca juga: “Jessica: Saya Bisa Bunuh Orang dengan Racun & Tahu Dosisnya”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya