SOLOPOS.COM - EROSI--Erosi Kali Dengkeng yang menerjang bekas rumah yang sudah tidak berpenghuni di Desa Japanan, Kecamatan Cawas, Klaten. Foto diambi Sabtu (7/4/2012). Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS

EROSI--Erosi Kali Dengkeng yang menerjang bekas rumah yang sudah tidak berpenghuni di Desa Japanan, Kecamatan Cawas, Klaten. Foto diambi Sabtu (7/4/2012). Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS

KLATEN–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mendesak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) membangunkan talut Kali Dengkeng menyusul adanya erosi yang mengancam delapan rumah di Desa Japanan, Kecamatan Cawas.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten, Harjaka saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (9/4/2012), mengakui erosi yang terjadi di Kali Dengkeng sudah cukup parah.

Selain mengancam delapan rumah di Dukuh Turasan dan Sumberejo di Desa Japanan, erosi juga mengancam jalan perkampungan setempat.  “Saya sudah menelusuri aliran Kali Dengkeng setelah terjadi erosi. Berdasarkan pencermatan, terjadi erosi sepanjang ratusan meter lebar sekitar lima meter dengan kedalaman sekitar tujuh meter,” terang Harjaka.

Erosi sepanjang sekitar 30 meter juga terjadi di kawasan sebelum memasuki Desa Japanan. Namun, erosi tersebut belum dilaporkan kepada Bidang SDA. Erosi juga terjadi pada talut di seberang Kali Dengkeng yang masuk wilayah Desa Tawang, Kecamatan Weru, Sukoharjo. Talut yang belum lama dibangun itu ambrol akibat terjangan banjir di Kali Dengkeng.

“Kemungkinan fondasi talut itu kurang dalam. Di sisi lain, sedimentasi Kali Dengkeng baru selesai dikeruk. Kalau pengerukan sedimentasi itu lebih dalam dari fondasi talut tentu talut itu rawan ambrol,” tandas Harjaka.

Untuk mengantisipasi kian parahnya erosi, Harjaka mengaku sudah melaporkan kondisi terkini Kali Dengkeng kepada BBWSBS pada Senin kemarin. Pihaknya mendesak BBWSBS membangunkan talut di tebing Kali Dengkeng yang mengalami erosi.  Dia lebih menginginkan talut itu berupa beronjong batu daripada bangunan permanen.

“Beronjong batu lebih fleksibel dan elastis menyesuaikan pergerakan tanah. Berbeda dengan talut permanen yang mudah ambrol,” kata Harjaka.

Sebagaimana diberitakan, delapan rumah di Dukuh Turasan dan Sumberejo, Desa Japanan, Kecamatan Cawas Klaten terancam roboh menyusul kian parahnya erosi Kali Dengkeng.  Pantaun Solopos.com di lokasi belum lama ini, erosi juga menerjang bekas rumah yang sudah ditinggalkan penghuninya. Erosi sepanjang sekitar 450 meter dan selebar sekitar tiga meter itu terjadi saat Kali Dengkeng dilanda banjir pada Rabu (4/4/2012) malam. Puing-puing material bangunan rumah itu memenuhi dasar sungai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya