SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin Covid-19. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Ekonomi kawasan Eropa terporosok sangat dalam pada kuartal II/2020 dan beberapa negara sudah masuk zona resesi.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, setidaknya tiga negara Eropa mengalami resesi. Tiga negara itu adalah Spanyol, Prancis, dan Jerman. Spanyol mencatat penurunan ekonomi paling dalam di kuartal II/2020, yaitu minus 18,5 persen. Selanjutnya, Prancis yang mengalami penurunan ekonomi sebesar 13 persen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ekonomi Jerman juga mengalami turun 10,1 persen. Sebelumnya, ekonomi negara tersebut telah terperosok minus 2,2 persen pada kuartal I/2020. Penurunan 10,1 persen tercatat sebagai penurunan terbesar secara triwulanan sejak tahun 1970.

249 Dukuh di Sragen Rawan Kekeringan, APBD Cuma Cukup untuk Pasok 300 Tangki Air

Ekonomi 19 negara di kawasan Eropa secara keseluruhan diprediksi mengalami kontraksi 12,1 persen. Penurunan tersebut sebagai dampak dari kebijakan karantina yang sangat ketat pada bisnis, pengeluaran konsumen, hingga pariwisata di beberapa negara.

Krisis terparah terjadi pada sektor kesehatan di negara-negara yang tidak kuat secara ekonomi. Negara-negara ini pun sulit meluncurkan stimulus untk membantu dunia usaha dan rumah tangga.

Alhasil, pemimpin Uni Eropa berupaya mengatasi perbedaan tersebut dengan menyetujui adanya pinjaman bersama dan menyetujui dana penyelamatan bersejarah senilai US$889 juta.

Batu Misterius Watu Sigong Klaten Mau Dijadikan Destinasi Wisata, Ini Gambarannya

Beban Utang Menghantui

Di samping itu, untuk menahan guncangan ekonomi, pemerintah nasional di kawasan Eropa memperluas anggaran mereka untuk menghadapi krisis. European Central Bank juga meluncurkan program darurat obligasi senilai 1,35 triliun euro.

“Saya tidak berpikir siapa pun yang benar-benar realistis berpikir bahwa tingkat PDB [produk domestik bruto] pada akhir 2021 akan kembali ke level sebelum krisis,” kata Kepala Ekonom UniCredit Group Erik Nielsen, yang dilansir melalui Bloomberg dan dikutip Bisnis.com, Jumat (31/7/2020).

Kemerosotan ekonomi Spanyol dan Prancis di kuartal kedua dinilai menyebabkan posisi yang rentan pada kedua negara ini karena terbeban utang dan proses pemulihan ekonomi yang diperkirakan akan sangat lambat.

Harga Emas Naik Lagi, Akankah Cetak Rekor Baru Lagi?

Di samping itu, rebound di Eropa juga terancam oleh lonjakan kasus Covid-19 baru di seluruh dunia. Pemerintah di kawasan Eropa enggan kembali menerapkan lockdown.

Namun di sisi lain ekonomi di kawasan ini akan sangat terpuruk jika ketakutan terhadap virus corona akan mengubah perilaku konsumen dan menghentikan orang-orang bepergian ke toko, bar, dan restoran.

Risiko besar lainnya adalah kerugian jangka panjang pada pasar tenaga kerja. Jumlah pengangguran di kawasan Eropa tercatat meningkat tinggi seiring dengan perusahaan-perusahaan yang kehilangan permintaan.

Kabar Duka: Adik Bungsu Gus Dur, Gus Im, Meninggal Dimakamkan di Jombang

Sementara itu, di Jerman, pemulihan ekonomi akan bergantung pada seberapa cepat permintaan ekspor kembali ke level sebelum pandemi.

Ekonom DekaBank Andreas Scheuerle mengungkapkan tekanan pertumbuhan ekonomi Jerman telah menghapus pertumbuhan signifikan negara ini dalam 10 tahun terakhir.

“Sekarang resmi, ini adalah resesi dalam abad ini. Apa yang selama ini tidak mungkin terjadi sekalipun adanya pasar saham yang tumbang atau gejolak harga minyak akhirnya menjadi mungkin hanya dengan mahluk kecil berukuran 160 nanometer bernama corona,” ujar Scheuerle seperti dilansir The Guardian, Kamis (30/7/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya