SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SEMARANG &mdash;</strong> Mahasiswa pertanian diminta tak hanya mengandalkan kelas di era teknologi saat ini. Pesan itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (<a href="http://semarang.solopos.com/read/20180124/515/887652/kampus-di-semarang-perbanyak-guru-besar-undip-minta-bantuan-kemenristekdikti">Kemenristekdikti</a>) Ainun Na&rsquo;im.</p><p>Ainun memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa baru angkatan 2018 Institut Pertanian Stiper Yogyakarta (Instiper) di Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (20/8/2018) seperti dilansir laman <em>Kemenristekdikti. </em>Dia menekankan sektor pertanian dan perkebunan di Indonesia menjadi sektor penting dalam perekonomian. &ldquo;Sektor pertanian dan perkebunan meliputi 15% dari total persentase nilai ekonomi Indonesia,&rdquo; ujar Ainun.</p><p>Indonesia adalah produsen terbesar dalam sektor perkebunan, khususnya minyak sawit. Hal ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa baru Instiper, untuk mengasah kemampuan dan ilmu pengetahuannya agar dapat lebih maju di bidang tersebut.</p><p>&ldquo;Faktanya Indonesia termasuk top produsen minyak sawit. Kalian harus berlatih untuk berpikir secara luas dan mengembangkannya demi karier kalian di masa depan,&rdquo; imbuh Ainun.</p><p>Kenyataan selanjutnya adalah <a href="http://semarang.solopos.com/read/20180705/515/926147/ganjar-ingin-koperasi-berinovasi-ikuti-zaman">revolusi industri 4.0</a> di mana perubahan industri yang sangat besar mengubah cara orang untuk hidup, bekerja, dan berbisnis telah masuk dalam sektor pertanian dan perkebunan. Dalam sektor pertanian dan perkebunan, beberapa teknologi seperti satelit pemantauan cuaca bahkan proses automatisasi telah masuk.</p><p>&ldquo;Saat ini apabila industri perkebunan atau pertanian memiliki lahan yang amat luas, ada teknologi yang dapat memonitor melalui satelit. [Misalnya] Apakah sudah waktunya memupuk, mengairi, atau bahkan memonitor hama. Tidak mungkin mereka mengelola ribuan hektare tanpa mengandalkan teknologi, termasuk mengerjakan hal secara otomatis seperti satelit untuk memonitor iklim dan cuaca,&rdquo; ujar Ainun.</p><p>Sesjen Kemenristekdikti berharap para mahasiswa baru angkatan 2018 Instiper selalu menambah wawasan, bukan hanya di kelas saat perkuliahan berlangsung, tetapi juga berpikir untuk selalu <a href="http://semarang.solopos.com/read/20160722/515/739016/inovasi-teknologi-prihatin-polusi-semarang-mahasiswa-udinus-bikin-doraemon-asap">berinovasi</a> dan mempelajari teknologi baru. Tujuannya bisa bersaing dengan bangsa lain di masa depan.</p><p>&ldquo;Kalian harus berpikir belajar tidak hanya di kelas saat perkuliahan, tetapi harus juga berpikir bagaimana menemukan hal-hal baru atau mempelajari teknologi baru karena di era revolusi industri 4.0 yang maju adalah teknologinya. Pelajarilah itu,&rdquo; kata Ainun.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya