SOLOPOS.COM - Pengurus Ikapi Jateng berfoto bersama usai pelantikan di Hotel Sahid Jaya Solo, Sabtu (27/11/2021) siang. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Kemajuan zaman beberapa tahun terakhir telah menggeser pola kehidupan masyarakat, termasuk dalam aktivitas membaca atau literasi mereka. Kegiatan literasi mengalami pergeseran besar, dari semula membaca buku atau dokumen fisik menjadi membaca berbagai produk digital melalui gadget.

Kondisi itu memunculkan spekulasi bahwa era buku segera menemukan ajal atau kiamatnya. Namun hal itu dibantah oleh anggota Dewan Pertimbangan Daerah (DPD) Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Jateng, Abdul Kharis Almasyhari, saat diwawancara di sela-sela  pelantikan pengurus Ikapi Jateng periode 2021-2026, Sabtu (27/11/2021) pagi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pelantikan dilakukan oleh Ketua DPP Ikapi, Arys Hilman Nugraha, di Hotel Sahid Jaya Solo. Abdul Kharis mengakui salah satu problem mendasar yang dirasakan kalangan penerbit saat ini yaitu cepatnya laju digitalisasi termasuk di bidang perbukuan.

Baca juga: Geger Pria Asal Bekasi Ditemukan Meninggal Dunia di Masjid Laweyan Solo

“Saya kira tuntutan zaman demikian, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Tapi di negara-negara maju bukan kiamat perbukuan. Mereka kembali membaca buku. Sebab membaca pakai gadget lebih capai, tergantung baterai, dan mata cepat lelah,” ujar dia.

Gangguan Pada Mata

Abdul Kharis mengingatkan pentingnya untuk memperhatikan kesehatan masyarakat dalam program literasi yang digencarkan pemerintah. Sebab seringkali ditemui orang yang tingkat penggunaan gadget nya sangat tinggi mengalami gangguan pada mata.

“Mereka mengalami kelelahan mata karena menatap gadget berdampak kepada kesehatan mata. Sebab semua gadget pancarkan sinar dan radiasinya. Teknologi memang berkembang pesat, tapi kesehatan mata harus tetap bisa kita jaga,” terang dia.

Baca juga: Minat Baca Memuaskan, Solo Butuh Rumah Baca Berbasis RW

Penuturan senada disampaikan Ketua Ikapi Jateng, Ulumuddin, saat diwawancara . Dia meyakini kemunculan bacaan-bacaan digital tidak akan menggantikan buku fisik. Masing-masing dinilai akan mempunyai pangsa pasarnya masing-masing.

“Tren digitalisasi sebenarnya tidak akan menggantikan buku versi cetak, karena itu [bacaan digital] menurut saya akan menjadi suplemen tambahan. Jadi bukan substitusi. Dan pasar cetak tetap akan ada pasarnya sendiri. Begitu juga bacaan digital,” urai dia.

Kelahiran bacaan-bacaan digital beberapa tahun ini menurut Ulum, panggilannya, akan saling melengkapi dengan buku cetak. “Penerbit harus siap. Ikapi Jateng mendorong dan memfasilitasi para penerbit untuk ikut bergerak ke arah digitalisasi,” kata dia.

Baca juga: Sejarah Pola Situasional dalam Suksesi KGPAA Mangkunagoro Solo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya