SOLOPOS.COM - Kecoa setengah robot yang menjadi bahan percobaan para ilmuwan North Carolina State University.. (discovermagazine.com)

Kecoa setengah robot yang menjadi bahan percobaan para ilmuwan North Carolina State University.. (discovermagazine.com)

Manusia Cyborg sudah sering muncul dalam film-film Hollywood, seperti misalnya di serial Star Trek. Cyborg adalah istilah untuk manusia setengah robot karena secara fisik mereka masih menggunakan tubuh biologis namun jeroannya bukan lagi organ namun dipenuhi dengan komponen elektronik. Tak seperti manusia pada umumnya yang dikendalikan otak sebagai pusat kontrol, Bangsa Borg sebaliknya dikendalikan oleh program komponen elektronik dalam tubuhnya untuk bergerak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yang mencengangkan, film fiksi sebelum tahun 2000 itu kini bergulir menjadi nonfiksi. Objeknya yang melegakan memang bukan manusia namun hewan kecil yang kerap menjadi sasaran pukulan sapu lidi di dapur karena terkenal jorok. Ya, binatang itu adalah kecoa.

Para peneliti dari North Carolina State University mengembangkan metode untuk mengarahkan dan mengontrol kecoa menggunakan remote control. Penelitian ini dilakukan setelah para peneliti menyimpulkan pembuatan robot dengan ukuran super kecil menelan biaya sangat mahal dengan tingkat kerumitan tinggi. Akhirnya mereka memutuskan untuk memanfaatkan tubuh hidup serangga ukuran mungil itu dengan menyisipkan komponen elektronik yang dapat langsung mengontrol gerakan serta pikiran.

Seperti dikutip dari Discovery, Asisten Profesor Teknik Listrik di North Carolina State University, Bozkurt, mengatakan tujuan uji coba untuk melihat apakah interface biologis nirkabel bisa diterapkan pada kecoa sebagai hewan yang dikenal kuat serta mampu menyusup ke ruang-ruang kecil “Kami berpikir bahwa memungkinkan bagi kami untuk membuat web sensor mobile pintar yang bisa menggunakan kecoa sebagai alat untuk mengumpulkan dan mengirimkan informasi. Misalnya untuk menemukan korban di sebuah bangunan yang hancur oleh gempa bumi,” kata Bozkurt.

Untuk melakukannya, para peneliti menggunakan sebuah cip komputer yang murah dan ringan serta penerima nirkabel untuk mengirimkan sinyal ke kecoa. Secara sederhana digambarkan seperti kecoa yang menggendong ransel kecil. Perangkat dalam ransel beratnya hanya 0,7 gram, sudah termasuk mikrocontroller yang memonitor interface antara elektroda yang ditanamkan dengan jaringan sehingga sistem saraf kecoa tidak terganggu.

Perangkat ini juga memiliki kabel yang tersambung dengan bagian antena dan cerci, organ sensorik di perut kecoa. Cerci akan mendeteksi gerakan di udara untuk mengetahui adanya predator serta memacu kecoa bergerak. Dengan menggunakan kabel untuk merangsang cerci, peneliti mengelabui kecoa. Tujuannya membuat kecoa berpikir ada sesuatu yang menyelinap di atas tubuhnya sehingga ia bergerak.

Kabel yang melekat di antena memberikan muatan listrik ke sistem saraf kecoa. Pada akhirnya hewan ini kecil berpikir ada sesuatu yang harus diawasinya. Dalam percobaan terakhir, peneliti mampu menggunakan microcontroller untuk mengendalikan kecoa dengan tepat sepanjang garis dalam gerakan yang berbeda.

Rekaman video percobaan kecoa setengah robot allias Roachbot dari North Carolina State University

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya