SOLOPOS.COM - Epidemiolog dr. Tonang Dwi Adtyanto saat menjadi narasumber Solopos talkshow virtual, Merdeka Bertranportasi, Rabu (18/8/2021) malam. (Tangkapan layar)

Solopos.com, SOLO — Epidemiolog UNS Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto, mengingatkan bahayanya tekanan psikologis atau stres bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Menjaga psikis agar tetap sehat dan tidak depresi sangat perlu bagi setiap orang yang tengah menderita sakit, termasuk pasien Covid-19.

Tonang menjelaskan tekanan psikologis atau depresi dapat memperlemah kondisi tubuh si pasien. Sehingga bisa mengakibatkan yang bersangkutan tidak kuat melawan virus yang menyerang tubuh.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tonang yang juga dosen UNS Solo menyampaikan sudah saatnya warga atau masyarakat yang terkena penyakit menjaga psikologis dengan baik agar tidak depresi yang bisa memperburuk kondisi.

Baca Juga: 9 Pasien Covid-19 Solo Meninggal pada Februari, DKK: Fatalitas Rendah

“Ini tidak hanya berlaku pada pasien Covid-19. Namun untuk semua penyakit. Karena sejak dahulu kala, depresi memang dapat memperlemah kondisi tubuh,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Senin (7/3/2022).

Lebih lanjut, epidemiolog dari UNS Solo itu menjelaskan penyebab kematian pada pasien Covid-19 sangat beragam. Namun, yang paling dominan adalah pasien dengan komorbid atau penyakit penyerta.

Baca Juga: Pemkot Solo akan Sewa Losmen untuk Tempat Isoter Pasien Covid-19 OTG

Saling Memperberat

“Memang ada pasien Covid-19 yang meninggal murni karena Covid-19. Jumlahnya di masing-masing negara berbeda-beda. Namun ada juga pasien Covid-19 yang meninggal karena punya komorbid. Seperti gula [diabetes], hipertensi, asma, dan jantung. Termasuk orang-orang yang secara fisik lemah karena depresi,” terangnya.

Sifat Covid-19 dan komorbid adalah saling memperberat. Artinya, kata Tonang, orang yang terkena Covid-19 dan memiliki penyakit lain, lebih besar risikonya. Meskipun ada yang berpendapat penyebab meninggalnya pasien Covid-19 dengan komorbid adalah penyakit lain.

Baca Juga: Rumkitlap Vastenburg Solo untuk Isoter Pasien Covid-19 Laki-Laki

“Kalau memang begitu, harusnya jumlah orang yang meninggal akibat penyakit selain Covid-19 tidak jauh berbeda. Namun kan tidak seperti itu. Artinya, ada peran Covid-19 yang juga memperberat keadaan,” ungkapnya.

Selain itu, juga ada pasien Covid-19 yang meninggal akibat hal lain. Misalnya ada orang positif Covid-19 mengalami kecelakaan lalu lintas. Padahal harusnya ia isolasi mandiri.

“Hal seperti ini juga terjadi. Meskipun jumlahnya sedikit. Namun status kematiannya ya tetap positif Covid-19. Namun bukan meninggal akibat Covid-19. Jadi jangan ada yang bilang itu dicovidkan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya