SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Sejumlah titik pembangunan turbin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) mulai terlihat di areal pembangunan proyek pembangkit listrik dengan total kapasitas 35.000 megawatt (MW) di Pantai Goa Cemara, Kelurahan Gadingsari, Kecamatan Sanden, Bantul, DI. Yogyakarta, Senin (04/05/2015). Proyek pembangkit listrik yang dibangun di senjumlah lokasi di Indonesia ini total investasinya mencapai Rp 1.100 triliun. Pembangunan pembangkit baru itu sebagai upaya memenuhi kebutuhan pasokan yang setiap tahunnya membutuhkan pasokan listrik baru sebanyak 7.000 MW.

Energi alternatif tenaga angin dikembangkan di Bantul

Harianjogja.com, BANTUL – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menentukan titik-titik lokasi pemasangan turbin-turbin atau kincir angin sebagai pembangkit listrik tenaga bayu yang rencananya dikembangkan di sepanjang pantai selatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk PLTB (pembangkit listrik tenaga bayu) secepatnya mungkin direalisasikan, kemudian setidaknya pada Mei nanti akan ditentukan titik-titik tapak turbinnya,” kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul, Trisaktiyana di Bantul, seperti dikutip dari Antara, Minggu (20/3/2016).

Menurut dia, PLTB di sepanjang pantai selatan Bantul mulai dari Samas hingga Pandansimo itu akan dibangun investor asal Amerika Serikat UPC Jogja Bayu, upaya pengembangan energi baru terbarukan tersebut sudah mendapat persetujuan pemerintah pusat.

Ia mengatakan, setidaknya akan ada 28 turbin angin dengan ketinggian masing-masing sekitar seratus meter, direncanakan PLTB pantai selatan tersebut dapat membangkitkan energi listrik hingga 50 megawatt.

“Namun untuk sekarang ini titik letak kepastian tiang-tiangnya belum, makanya tahun ini baru kepastian titik-titik itu, karena ini yang paling penting,” katanya.

Pihaknya mengakui untuk menentukan kepastian titik-titik lokasi turbin angin yang paling tepat tidak mudah, karena terlebih dulu membutuhkan studi dan kajian tim ahli, untuk mengetahui karakter angin pantai selatan yang selalu berubah-ubah.

“Itu harus ada riset terhadap perubahan arah angin, termasuk turbin yang cocok dengan karakter angin. Jadi, untuk membangkitkan energi yang paling penting titik-titiknya, karena kalau hanya mendirikan turbin paling butuh waktu tujuh hari tiap titik,” katanya.

Sementara itu, mengenai kapan merealisasikan pembangunan PLTB itu, pihaknya menyerahkan kepada investor, sebab pemda hanya memiliki kewajiban menyiapkan lahan, namun pihaknya berharap mulai direalisasikan tahun 2016.

“Ini merupakan ‘barang’ (proyek) mahal, tidak bisa terburu-buru, namun kalau kita berharap peletakan batu pertama pambangunan PLTB di tahun ini,” kata Tri Saktiyana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya