SOLOPOS.COM - Endah Laras (Dok/JIBI/Solopos)

Endah Laras (Dok/JIBI/Solopos)

Endah Laras (Dok/JIBI/Solopos)

Penyanyi multitalenta Endah Laras, kembali mencoba peruntungannya menjajal pasar musik internasional. Kota Tokyo disasar menjadi tempat peluncuran album teranyarnya yang dilaksanakan 10 November mendatang.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Sebelumnya, penyanyi bernama asli Endah Murwani Laras ini pernah meluncurkan album kolabrorasi bersama komposer Dedek Wahyudi pada 2008 lalu di Italia.

Ekspedisi Mudik 2024

Album berjudul Field Recording Series Endah Laras memuat sembilan lagu yang pernah dibawakan pengagum Waldjinah ini sejak 2007-2013. Beberapa karya yang ada dalam album ini pernah ditampilkan Endah pada pertunjukan Opera Jawa Tusuk Konde hingga Opera Jawa Selendang Merah.

Bak mendapatkan suguhan komplit, Endah tak hanya menampilkan lagu bergenre keroncong bagi penggemarnya yang ada di Negeri Sakura. Penyanyi yang mahir menari ini juga bakal menyajikan lagu bergenre balada hingga etnik.

Ditemui Solopos.com selepas naik pentas Solo Keroncong Festival 2013, Endah mengaku antusias mempersiapkan peluncuran album teranyarnya. “Kalau sebelumnya [album Endah Laras and Dedek Gamelan Orchestra] itu proyek kolaborasi. Kali ini saya tampil sendirian. Benar-benar marem,” katanya, Sabtu (14/9/2013).

Menurut Endah, kesempatan rilis album di panggung musik internasional yang mampir kepadanya berawal dari penampilannya di film Soegija garapan Garin Nugroho 2012 lalu.  “Berawal dari kerja sama dalam pembuatan film bersama Andini [putri Garin Nugroho] dan mas Garin di filmya, ternyata Andini merekomendasikan saya kepada salah satu music director kenalannya asal Jepang, Yasuhiro Morinaga. Dari beberapa kali pertemuan, ternyata dia tertarik memproduseri album terbaru saya ini,” bebernya.

Disinggung mengenai ketertarikan publik menyambut karya besutannya, Endah mengakui apresiasi yang diterimanya di luar negeri lebih baik dari pada dalam negeri. “Saat  menyimak lagu-lagu saya yang kebanyakan bernuansa tradisional, orang luar negeri itu lebih ngemen-ngemenke. Berbeda sekali dengan sebagian besar penonton di sini. Mereka juga menikmati, tapi sambil mainan ponsel atau ditinggal ngobrol,” katanya.

Meskipun apresiasi publik di dalam negeri minim, Endah mengaku tak pernah pilih-pilih tempat pementasan.  “Bagi saya berkesenian bisa dimana saja. Tidak harus di luar negeri atau di tempat eksklusif. Di sini saya juga masih mengajar. Kalau ada waktu, saya juga masih mendatangi undangan hajatan di desa-desa. Pokoknya saya akan terus berada di jalur kesenian tradisional dan membuat kesenian ini tetap menarik,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya