SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI — Enam orang siswa SMPN 3 Wonogiri kesurupan saat jam istirahat kedua atau sekitar pukul 11.15 WIB, Selasa (23/10/2012). Mereka adalah Dimas dan Anisa dari kelas IX E, Feni kelas VIII C, Linda dari kelas VIII D, Aldira dari kelas IX B dan Dea dari kelas VII A.

“Awalnya, saat jam istirahat kedua [pukul 11.15 WIB], Dimas dari kelas IX E lari-lari di depan kelas dan berhenti di depan aula. Ia pun nginguk melalui jendela ke dalam aula itu. Tiba-tiba Dimas pingsan dan dibawa ke UKS [unit kesehatan sekolah],” kata seorang guru SMPN 3 Wonogiri, Hery Susanto, saat ditemui wartawan di sekolah, Selasa siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah dibawa ke UKS, lanjut dia, Dimas menjadi pendiam dan meminta dikembalikan ke depan aula sekolah. Setelah itu Dimas sembuh. Tak berapa lama, ada lima siswi dari kelas yang berbeda yang tiba-tiba berteriak-teriak karena kesurupan. Mereka kemudian dibawa ke UKS. “Kejadian itu berulang dua hingga tiga kali. Jadi mereka sembuh, kumat lagi dan sembuh. Kami sampai bingung harus bagaimana,” ujarnya.

Kemudian, ada salah satu guru yang memiliki kemampuan untuk hal semacam itu. Tapi, karena siswa yang kesurupan bertambah banyak, pihaknya lalu memanggil paranormal. Pihak sekolah kemudian memulangkan siswa lebih cepat dari biasanya yakni pukul 12.00 WIB. Sedangkan enam orang siswa yang kesurupan, dijemput orangtuanya di sekolah.

Saat itu, lanjut dia, Dimas yang awalnya kesurupan mengatakan agar aula tersebut dibersihkan. “Kami tidak tahu maksudnya dibersihkan bagaimana. Mungkin karena kotor atau kurang terawat. Jadi, mintanya seperti itu. Intinya minta diperhatikan,” imbuhnya. Padahal, kata Hery, aula itu kerap digunakan untuk pertemuan, halalbihalal dan Salat Jumat.

Ia menambahkan sekolah itu memang salah satu bangunan lama peninggalan zaman Belanda. Ruang kantor dan ruang aula merupakan bangunan lama di sekolah tersebut. Hery juga menyatakan beberapa waktu lalu pernah terjadi hal semacam itu tetapi saat upacara. Ada beberapa siswi yang tiba-tiba pingsan dan suara mereka berubah menjadi suara laki-laki.

Kepala SMPN 3 Wonogiri, Sutopo, membenarkan kejadian itu. “Sepuluh tahun ini, saya memang merasa ada suasana yang berbeda. Sebab, bangunan sekolah ini merupakan peninggalan zaman Belanda,” katanya kepada wartawan, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya