SOLOPOS.COM - Enam Diplomat asing saat mencoba berjalan menggunakan enggrang di Desa Wisata Brayut, Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Sabtu (19/10/2013). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Harianjogja.com, SLEMAN–Enam diplomat asing mengikuti kegiatan live in atau menginap di Desa Wisata Brayut, Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman 18 – 19 Oktober 2013. Mereka ingin belajar bahasa Indonesia dan budaya setempat.

Pengurus program dari Desa Brayut, Budi Utomo mengatakan, para diplomat ini mengikuti kegiatan di desa setempat, yakni berlatih menari tradisional dan karawitan, kenduri, memasak tradisional dan permainan tradisional. Semua ini dilakukan selama dua hari di desa wisata Brayut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Secara kebetulan, di sini Sabtu sedang mengadakan pesta demokrasi atau pilkades. Mereka juga sangat antusias untuk melihat pelaksanaan pilkades itu. Mereka juga kami ajarkan cara membuat gethuk untuk snack pada sore hari,” jelas Budi pada Harian Jogja di Ani-ani Desa Wisata Brayut, Sabtu (19/10/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

Budi menambahkan, enam orang ini juga ingin melihat langsung budaya kenduri atau doa syukuran. Meskipun tidak ada kenduri, desa wisata Brayut berusaha untuk mengadakan kenduri dengan mengundang beberapa warga.

“Mereka ikut dalam kenduri ini. Mereka juga mengenakan sarung dan peci saat mengikuti kenduri. Setelah acara mereka malah tidak ingin melepaskan sarung dan peci itu,” kata Budi.

Kedatangan enam diplomat asing ke Desa Wisata Brayut ini merupakan program Kementerian Luar Negeri 8 th Promotion of Indonesian Language for Foreign Diplomats. Enam orang itu antara lain Arturo Espinal Saballos (Nikaragua), Patricia Mangoentaroeno (Suriname), Yangla Chiapoya (Laos), Masamu Yamamori (Jepang), Birhanu Jibril Gelaneh (Ethiopia), dan Thu Ko Ko Soe (Myanmar).

Manajer Alam Bahasa, Swanny Hartono menjelaskan dalam kegiatan live in ini, para diplomat berkesempatan berinteraksi dengan penduduk setempat. Terutama juga untuk membiasakan mereka berbahasa Indonesia.

“Ini acara praktik bahasa Indonesia bagi enam diplomat ini. Mereka memang sangat menikmati dan terlihat senang. Terlebih Patricia yang berasal dari Suriname, dia mengaku senang akhirnya bisa berkomunikasi dengan bahasa Jawa di pulau Jawa,” kata Swanny.

Keenam diplomat tersebut tinggal di Jogja selama dua bulan September hingga Oktober, untuk belajar bahasa Indonesia dan mendapatkan pengalaman budaya. Selain tinggal di desa, kegiatan mereka antara lain kursus bahasa Indonesia di lembaga Alam Bahasa, loka karya budaya, kunjungan ke tempat-tempat wisata budaya, kunjungan ke sejumlah SD dan talkshow di televisi.

Diplomat asal Jepang, Masamu Yamamori mengaku senang bisa ikut program mengenal Bahasa Indonesai ini. “Saya sendiri memang berencana ingin sekolah lagi di Indonesia tahun depan. Jadi sangat senang bisa ikut program ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya