SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, BANDUNG &mdash;</strong> Empat provinsi di Indonesia akan menjadi lokasi prioritas pembangunan pusat sains pada 2018 dan 2019. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (<a href="http://news.solopos.com/read/20180807/496/932562/menristekdikti-akui-administrasi-riset-lebih-rumit-dibandingkan-risetnya">Kemenristekdikti</a>) berharap <a href="http://teknologi.solopos.com/read/20160121/484/682644/hasil-penelitian-inilah-10-tren-teknologi-2016">generasi muda</a> bisa memanfaatnya.</p><p>Keempat provinsi tersebut adalah Sumatra Barat, NTB, Riau, dan Sulawesi Tengah. "Saat ini Indonesia baru punya 23 pusat sains dan rencananya pada 2018 kita menambah dua yang baru di Sumatra Barat dan NTB. Selanjutnya pada 2019 direncanakan di Riau dan Sulawesi Tengah," kata Direktur Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP Iptek) Kemenristekdikti, Syachrial Anas, di Bandung, Minggu (9/9/2018) seperti dilansir <em>Antara.</em></p><p>Ditemui di sela-sela hari terakhir Kompetisi Roket Air Regional (KRAR) 2018, di Kota Baru Parahyangan, Syachrial mengatakan idealnya setiap kabupaten/kota memiliki satu pusat sains sebagai upaya pengenalan Iptek sejak dini. "Karena soal pembiayaan, jadi belum semua. Target 25 pusat sains itu ada di setiap provinsi. Seperti di Jabar, di sini ada Puspa Iptek Sundial dan di Kabupaten Indramayu juga ada," kata dia.</p><p>Pembangunan pusat sains sangat bergantung pada dukungan pemerintah daerah. "Kendalanya seperti yang kami hadapi, faktualnya otonomi daerah seperti sekarang. Sebenarnya dari kami, kalau ada satu daerah berinisiatif memberikan pusat sains, maka kita memberikan satu insentif berupa alat sebagai pemicu," kata dia.</p><p>Kemenristekdikti memberikan 10 hingga 20 alat kepada daerah yang berminat membangun pusat sains. "Cuma kan pimpinan daerah itu selalu berganti, jadi kemauan politik berbeda. Kalau kepala daerah yang sekarang setuju [pembangunan pusat sains] bisa jadi ketika ganti kepala daerah, berbeda lagi kebijakannya," kata dia.</p><p>Oleh karena itu, lanjut dia, konsistensi dukungan dari pimpinan/kepala daerah sangat dibutuhkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pembangunan pusat sains. "Jangan melihat siapa yang pegang, tapi untuk pendidikan <a href="http://news.solopos.com/read/20180814/496/934091/ini-3-agenda-besar-kemendikbud-untuk-generasi-muda">generasi muda</a> seharusnya [pemerintah daeraj] mempunyai komitmen untuk memajukan generasi mudanya sejak dini," ujar Syachrial.</p><p>Pemerintah daerah berpeluang membesarkan pusat sains seperti di Daerah Istimewa Yogyakarta. Meski dari segi luas bangunannya tidak terlalu besar, namun bisa dikunjungi oleh warga hingga satu juta orang per tahunnya.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya