SOLOPOS.COM - (thinkstock)

(thinkstock)

Jakarta (Solopos.com)–Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat empat pembunuh terbesar manusia saat ini. Bukan lagi perang, bencana alam atau penyakit menular melainkan penyakit-penyakit serius yang timbul akibat gaya hidup tidak sehat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Keempat pembunuh manusia terbesar itu adalah: diabetes, kanker, penyakit paru-paru dan jantung.

Data WHO menunjukkan hampir 80 persen dari penyakit kanker, diabetes, jantung dan paru-paru terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

WHO mencatat kematian akibat penyakit tidak menular (NCDs/non-communicable diseases) akan meningkat sebesar 17 persen pada dekade berikutnya. Di Afrika, jumlah tersebut akan terus meningkat sebesar 24 persen.

“Hasil statistik tersebut sangat mengkhawatirkan, tetapi kami tahu bagaimana cara untuk menurunkan angka tersebut,” kata Sekjen PBB, Ban Ki-moon dalam sidang majelis umum PBB yang membahas mengenai masalah kesehatan di gedung PBB seperti dilansir dari VOANews, Selasa (20/9/2011).

Keempat penyakit ini memiliki efek yang dapat melemahkan aspek sosial ekonomi. Hal tersebut disebabkan karena mungkin sebagian besar dari tenaga kerja ada yang sakit atau mati ketika usia produktif, maka ekonomi nasional akan kehilangan penghasilan dan jutaan keluarga terdorong ke dalam kemiskinan, sehingga mengancam pembangunan nasional.

Efek jangka panjang keuangan sangat dapat menghancurkan. Penelitian World Economic Forum and Harvard University memperkirakan bahwa selama 20 tahun ke depan penyakit tidak menular (NCDs) dapat menghabiskan biaya ekonomi global lebih dari US$ 30 triliun.

PBB telah mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk membahas penyebab kematian terbesar di dunia, yaitu NCDs (non-communicable diseases). Pertemuan yang berlangsung pada 19 September 2011 tersebut dilakukan guna membahas bagaimana pemerintah dapat mengendalikan 36 juta kematian setiap tahun dari penyakit yang seharusnya dapat dicegah dan diobati.

Ban Ki-moon mengatakan bahwa, kunci untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit-penyakit tersebut adalah dengan meningkatkan olahraga, meningkatkan gizi, dan pemeriksaan dini untuk penyakit ini.

Makanan olahan merupakan salah satu penyebab obesitas, yang pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

“Khususnya saya menghimbau pada perusahaan yang mendapatkan keuntungan dari menjual makanan olahan untuk anak-anak agar bertindak dengan bertanggungjawab. Tidak hanya untuk produsen makanan, tetapi juga perusahaan media, pemasaran dan periklanan yang juga memainkan peran sentral dalam perusahaan ini. Kita semua juga dapat bekerja sama untuk mengakhiri penggunaan tembakau dan alkohol,” kata Ban Ki-moon.

Sedangkan Direktur Jenderal WHO, Margaret Cha mengatakan makanan olahan yang tinggi garam, lemak, dan gula telah menjadi makanan pokok baru di seluruh dunia. Berbagai makanan olahan tersebut tersedia dan dipasarkan secara luas dan tentunya dijual dengan harga yang murah.

Tetapi ia memperingatkan bahwa tren ini merupakan faktor yang telah menyumbang peningkatan kejadian penyakit tidak menular (NCDs). Makanan olahan telah meningkatakan risiko obesitas. Lebih dari 40 juta anak pra sekolah mengalami obesitas atau kelebihan berat badan dan lebih dari 50 persen dari populasi orang dewasa di beberapa negara juga telah mengalami obesitas. Obesitas menjadi pintu masuk penyakit mematikan seperti diabetes dan jantung.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya