SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, WONOGIRI–Empat jenis Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) awal musim tanam (MT) I tahun ini mengganas. Empat jenis OPT tersebut menyerang lahan seluas 607 hektare tanaman padi di berbagai kecamatan di Wonogiri. Empat OPT itu adalah OPT tikus, penggerek batang atau rice stem borer, blas atau pyricularia grisea sejenis jamur dan BLB sejenis bakteri yang menyerang daun tanaman padi.

Data di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dipertan dan TPH) Wonogiri, ke-607 hektare itu terbagi dari berbagai serangan OPT. Yakni serangan penggerek batang merusak tanaman padi seluas 158 ha di 14 kecamatan, OPT jenis BLB atau bakteri memangsa tanaman padi seluas 283 ha tersebar di 18 kecamatan. Juga OPT blas atau sejenis jamur merusak tanaman padi seluas 115 ha di 10 kecamatan dan tikus menyerang tanaman padi seluas 141 ha.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penegasan itu disampaikan, Kepala Dipertan dan TPH Wonogiri, Safuan ditemui solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (7/2/2014). “Serangan hama tikus terbanyak di Selogiri, seluas 127 hektare. Kami menyadari karena Selogiri berada di daerah perbatasan. Di mana wilayah Sukoharjo banyak OPT tikus dan keong.”

Didampingi Kasi OPT Dipertan dan TPH, Sunar dan Koordinator Pengamat Hama, Subagiyono, Safuan menyatakan, dinas sudah melakukan langkah-langkah pengendalian. “Salah satu upayanya, memberikan bantuan obat atau pestisida kepada petani. Bantuan obat itu gratis. Jika petani masih membutuhkan di dinas masih tersedia.”

Menurutnya, stok pestisida cukup karena APBD Wonogiri mengalokasikan anggaran senilai Rp50 juta. “Dipertan provinsi juga menyediakan bantuan pestisida. Jika stok di dinas habis dimintakan ke provinsi.”

Mantan Kepala Kantor Ketahanan Pangan Wonogiri menyatakan, daerah perbatasan mendapat perhatian khusus. “Petugas pengamat hama di Wonogiri berjumlahg 12 orang mengampu di 25 kecamatan. Satu petugas bisa menjadi pengamat hama di satu atau lebih kecamatan. Tanggung jawab petugas pengamat hama tergantung luas areal persawahan.”

Ditambahkan oleh Koordinator Pengamat Hama Dipertan dan TPH Wonogiri, Subagiyono, tanaman yang diserang OPT bisa tumbuh lagi namun produksi berkurang sekitar 10%. “Produksi padi satu hektare lahan sebanyak 5,4 ton namun akibat serangan OPT produksi turun 10%. Produksi padi di Wonogiri, pada 2013 masih surplus, yaitu sebanyak 122.000 ton atau naik dibanding surplus setahun sebelumnya sejumlah 116.033 ton.”

Sementara itu, Camat Selogiri, Bambang Haryanto, ada tiga jenis OPT menyerang tanaman padi di MT I, yaitu tikus, BLB dan blas. “Tanaman padi yang diserang masih berusia 30 hari sampai 60 hari. Serangan ketiga jenis OPT itu menyeluruh di desa/kelurahan se-Selogiri. Lahan yang diserang secara sporadis tidak menyeluruh.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya