SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> — Berbagai upaya dilakukan pedagang kaki lima (PKL) <a title="Gelora Manahan Solo Direvitalisasi, Sunday Market Libur Berbulan-Bulan" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180415/489/910534/gelora-manahan-solo-direvitalisasi-sunday-market-libur-berbulan-bulan">Sunday Market Manahan </a>&nbsp;untuk merayu Pemkot Solo agar membatalkan kebijakan libur panjang selama proses revitalisasi Kompleks Stadion Manahan tahun ini.</p><p>Salah satunya yang dilakukan pada Selasa (1/5/2018) lalu. Puluhan PKL berdatangan ke Gelora Manahan, Solo, sejak pagi. Setiba di kompleks stadion kebanggaan wong Solo itu, para PKL menuju ke ruang lapang di sebelah barat velodrome. Tak seperti biasanya, kali ini yang mereka persiapkan bukanlah barang dagangan, melainkan alat kebersihan.</p><p>Setelah berkoordinasi sebentar, para PKL mulai bekerja membersihkan salah satu bagian dari Gelora Manahan yang kerap mereka pakai berjualan pada Minggu pagi hingga siang. Para PKL yang dikoordinasi pengurus Serikat Pekerja Minggu Pagi Manahan (SPMPM) itu sengaja datang ke <a title="Tolak Libur, PKL Sunday Market Manahan Solo Siap Digeser" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180416/489/910751/tolak-libur-pkl-sunday-market-manahan-solo-siap-digeser">Gelora Manahan </a>&nbsp;memang bukan untuk berjualan, tapi kerja bakti membersihkan lingkungan stadion.</p><p>Ketua SPMPM, Joko Santoso, menyampaikan aksi tersebut untuk membuktikan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bahwa para PKL Sunday Market juga merasa memiliki Gelora Manahan. Para PKL emoh disangka hanya peduli terhadap Gelora Manahan saat ingin berjualan di Sunday Market setiap Minggu pagi hingga sore.</p><p>Dia menuturkan para PKL bahkan telah bersepakat bakal bekerja bakti membersihkan lingkungan Gelora Manahan secara rutin sebulan sekali. "Yang jelas kami berharap Pemkot bisa melihat partisipasi pedagang bukan saja untuk berjualan, tapi siap diajak kerja sama menjaga kebersihan lingkungan Stadion Manahan kapan pun. Jika diminta, kami siap membantu dinas terkait membersihkan kompleks stadion. Ke depan PKL yang terlibat tentu semakin banyak. Ini kan baru awal. Baru sekitar 50 orang," kata Joko saat ditemui Solopos.com di sela-sela kerja bakti, Selasa pagi.</p><p>Joko menceritakan awal mula PKL terpikir untuk bekerja bakti rutin, yakni setelah membaca pemberitaan di media massa soal pernyataan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo yang menghendaki Sunday Market libur selama proses revitalisasi dan pengembangan Stadion Manahan.</p><p>Wali Kota bahkan dikabarkan tidak bisa memastikan apakah kegiatan Sunday Market bakal dilanjutkan atau tidak setelah pengerjaan proyek tersebut kelar. Hal itu karena Pemkot Solo berencana mengalihkan pengelolaan <a title="Ada Festival Kuliner, PKL Sunday Market Tak Boleh Dekati Manahan Solo pada 15 April" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180408/489/909007/ada-festival-kuliner-pkl-sunday-market-tak-boleh-dekati-manahan-solo-pada-15-april">Gelora Manahan </a>&nbsp;ke pihak ketiga.</p><p>"Jelas para PKL khawatir Sunday Market ditiadakan. Padahal sebagian besar dari kami mengandalkan hidup atau pemasukan dari berjualan di Sunday Market. Kami berharap Sunday Market tetap ada dan selamanya bisa mengambil tempat di Gelora Manahan," jelas Joko.</p><p>Seorang PKL Sunday Market Manahan Solo, Masrial Ujang, 53, mengaku siap ikut kerja bakti sebulan sekali membersihkan Gelora Manahan asal Pemkot tak membubarkan kegiatan Sunday Market atau memindah kegiatan Sunday Market ke tempat lain. Laki-laki asal Gayam, Sukoharjo, tersebut mengaku selama ini mengandalkan hidup dari berjualan di Sunday Market.</p><p>Pemasukan dari hasil berjualan jam tangan di Sunday Market, kata dia, digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama sepekan ke depan hingga tiba hari Minggu lagi.</p><p>"Saya sudah bertahun-tahun berjualan di Sunday Market, sejak masih di luar Gelora Manahan dulu. Makanya saya ingin menyampaikan ke pemerintah, umpamanya Sunday Market ditutup sementara atau sampai dibbnarkan kasihan saya dan pedagang lain. Banyak pedagang yang mengandalkan hidup dari Sunday Market. Kalau harus mengontrak toko, kami jelas kehilangan pemasukan. Semoga bisa diusahakan pedagang tetap bisa berjualan di Sunday Market Manahan," jelas Ujang.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya