SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Jakarta–P
olitisi senior PDIP Emir Moeis diduga menikmati dana Bank Century sebelum bank tersebut di-bailout pada November 2008. Dana yang mengalir ke Emir mencurigakan. Namun, Emir membantah keras dugaan itu.

Dugaan ini didasarkan pada dokumen dengan judul ‘Transaksi Keuangan Mencurigakan atas Nama ZEM’ (terkait penggelapan dana kas valas Bank Century). ZEM yang dimaksud adalah Zederick Emir Moeis, yang merupakan anggota DPR dari PDIP.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam dokumen yang didapatkan detikcom, Jumat (13/2) lalu, disebutkan bahwa Emir Moeis secara rutin menerima setoran valas tanpa disertai fisik bank notes-nya ke rekening atas nama dirinya pada periode 2007-2008. Emir juga disebut menerima dana valas secara tunai dari Bank Century dalam jumlah relatif besar, namun tidak dicatat dalam pembukuan bank.

Sumber asal dana valas yang disetorkan ke rekening Emir atau pun yang diserahkan langsung kepada Emir diindikasikan berasal dari penggelapan kas valas Bank Century yang dilakukan oleh mantan Kepala Duvisi Bank Notes, Dewi Tantular. Sebagai catatan, saat ini Dewi Tantular, yang merupakan adik Robert Tantular, masih menjadi buron.

Sekretaris Nirwan Bakrie Disebut

Pada tahun 2008, Emir terindikasi sebanyak dua kali menitipkan dana tunai, total Rp 10 miliar ,di khasanah Bank Century. Dana itu diambil langsung oleh petugas bank dari sekretaris Nirwan D Bakrie, bernama Ani, yang berlokasi di Wisma Bakrie 2, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta.

Selanjutnya Emir juga beberapa kali pernah meminta bantuan petugas Bank Century untuk melakukan pembayaran beberapa kartu kredit milik Emir dengan jumlah antara ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Disebutkan dalam dokumen itu, sumber dana yang digunakan untuk pembayaran kartu kredit Emir Moeis masih tidak jelas dan perlu diselidiki lebih lanjut.

Saat dihubungi, Jumat (13/2) lalu, Emir membantah dirinya menerima dana dari Bank Century. “Ah ngawur tuh, tanya saja PPATK,” kata Emir singkat.

Sementara itu, kepada Koran Tempo, Senin (15/2), Emir Moeis tidak berkomentar panjang atas tuduhan itu. Dia meminta semua tudingan itu dibuktikan dengan dokumen. “Lihat saja laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Saya tidak mau berpolemik,” kata Emir.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya