SOLOPOS.COM - Camat Kemalang, Bambang Haryoko, melihat embung Tambaksari yang ada di Desa Talun, Kecamatan Kemalang, Klaten yang tidak pernah kering saat musim kemarau. Foto diambil belum lama ini. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

 Camat Kemalang, Bambang Haryoko, melihat embung Tambaksari yang ada di Desa Talun, Kecamatan Kemalang, Klaten yang tidak pernah kering saat musim kemarau. Foto diambil belum lama ini. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)


Camat Kemalang, Bambang Haryoko, melihat embung Tambaksari yang ada di Desa Talun, Kecamatan Kemalang, Klaten yang tidak pernah kering saat musim kemarau. Foto diambil belum lama ini. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Kecamatan Kemalang di Kabupaten Klaten identik dengan kawasan yang ada di lereng Gunung Merapi. Orang mungkin juga sudah banyak yang tahu jika Kemalang selalu menjadi daerah yang selalu kekeringan saat musim kemarau tiba. Namun, tahukah Anda  jika ada sebuah embung di Kemalang yang tidak pernah kering meski kemarau panjang?

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Embung itu terletak di lahan terbuka seluas sekitar 2 Hektar (Ha) di Plosokerep, Talun, Kemalang. Embung itu dikenal warga dengan sebutan embung Tambaksari

Kepala Desa (Kades) Talun, Sri Widodo,  saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya belum lama ini mengatakan air dari embung itu berasal dari air hujan.

 

“Entahlah, saya juga tidak tahu sebabnya kenapa air di embung itu tidak pernah kering saat kemarau.”

Menurutnya, embung tersebut terbagi menjadi dua yaitu utara dan selatan. Dahulu, embung bagian selatan digunakan untuk air minum warga setempat. Pasalnya, air yang ada di embung bagian selatan merupakan hasil penyaringan dari embung bagian utara. Sementara, embung bagian utara dimanfaatkan warga untuk mandi, berenang, mencuci dan memandikan ternak.

Kini, kedua embung tersebut hanya dimanfaatkan warga untuk mencuci dan memandikan ternak. Pasalnya, kondisi air sudah tidak begitu jernih dan warga lebih memilih membeli air bersih dari tangki. Pada 1975, Pemerintah Desa (Pemdes) Talun  berusaha memperbaiki embung dengan membuat tanggul. Kendati demikian, tanggul yang terbuat dari beton kini kondisinya sudah hancur dan tidak terawat. “Kami sebenarnya memiliki harapan agar embung itu bisa kembali dimanfaatkan oleh warga. Tapi permasalahannya ada di dana,” ungkapnya.

Menurutnya, embung tersebut sering menjadi tempat wisata alternatif bagi sejumlah masyarakat. Selain itu, embung tersebut juga sering menjadi lokasi memancing warga sekitar. Ada beberapa jenis ikan yang hidup di embung tersebut, di antaranya ikan tawas, mujair dan lele.

Sementara itu, Camat Kemalang, Bambang Haryoko, menginginkan agar embung tersebut direvitalisasi oleh Pemerintah Kabupaten Klaten. “Kami ingin agar embung itu direvitalisasi, terutama agar bisa menjadi tempat pemandian dan air bisa diminum,” ungkapnya kepada Solopos.com belum lama ini.

Dengan adanya revitalisasi tersebut, sambungnya, bisa mengurangi beban warga setempat yang harus membeli air bersih setiap musim kemarau tiba. Selain itu, embung tersebut juga memiliki sisi positif untuk menjadi tempat wisata alternatif di Kemalang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya