SOLOPOS.COM - Kabid PSDA, Sri Budi Wahyono, mewakili Kepala DPUPR, Ahmad Gojali, saat diwawancara di ruangannya, Rabu (16/11/2022). (Solopos.com/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Sebanyak 44 embung tersebar di beberapa kecamatan se-Boyolali sejak 2013. Namun, berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Boyolali, kecamatan pemilik embung terbanyak berada di Tamansari. Rata-rata pembuatan embung dilaksanakan sebelum pemekaran dari Kecamatan Musuk.

Berdasarkan data DPUPR, ada 10 embung yang berada di Kecamatan Tamansari seperti Embung Jagir dan Dragan di Dragan, Embung Jemowo dan Gendulan di Jemowo, Embung Lampar di Lampar, Embung Lanjaran di Lanjaran, Embung Sangup di Sangup, Embung Sumur di Sumur, serta Embung Karanganyar dan Setro di Karanganyar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Setelah terjadi pemekaran, Kecamatan Musuk terdapat lima embung seperti Embung Cluntang, Embung Ringinlarik, Embung Pusporenggo, dan Embung Musuk 1 dan 2.

Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA), Sri Budi Wahyono, mewakili Kepala DPUPR, Ahmad Gojali, mengatakan pembangunan embung di daerah Tamansari dan Musuk karena kecamatan tersebut membutuhkan tampungan air.

Baca Juga: Pengairan di Boyolali Harusnya Melimpah Ruah, Ada 44 Embung Dibangun sejak 2013

“Yang masih dibangun itu Embung Talakbroto di Simo, pembangunan dimulai 8 Juni 2022 sampai dengan 4 Desember 2022. Anggarannya Rp1,75 miliar dengan panjang 51 meter, lebar 42 meter, kedalaman 3,6 meter, volume tampungan kurang lebih 7.282,8 meter kubik. Fungsinya untuk irigasi,” jelas dia saat dijumpai Solopos.com di kantornya,  Rabu (16/11/2022).

Budi mengatakan pembangunan embung-embung di Boyolali memiliki fungsi awal seperti irigasi, konservasi air, dan penyediaan air untuk Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Boyolali.

Terkait pengelolaan setelah dibangun, ia menyebutkan biasanya dikelola oleh Pemerintah Desa (Pemdes) dan PUDAM Boyolali.

“Kadang kalau dikelola desa itu embung digunakan juga untuk wisata. Untuk yang baru saja pada 2021 dibangun adalah Embung Pusporenggo di Musuk. Tahun depan rencananya dibangun embung di daerah Jaten, Klego,” ujarnya.

Baca Juga: Tahukah Anda, Danau UNS Solo Bisa Menjadi Lokasi Berdiskusi sambil Cuci Mata

Persebaran data embung di masing-masing kecamatan antara lain Cepogo memiliki tujuh embung, Juwangi empat embung, Sawit tiga embung, Sambi tiga embung, Wonosamodro dua embung, Andong dua embung, serta untuk kecamatan Simo, Teras, Klego, Gladagsari, Karanggede, Ngemplak, Wonosegoro, dan Selo masing-masing satu embung.

Budi menginformasikan total 44 embung tersebut dibangun sebanyak 32 oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui DPUPR, sepuluh dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), satu oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, dan satu oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Pusporenggo, Alif Muktiana, mengatakan embung di desanya nanti digunakan untuk PUDAM Boyolali mulai 2023.

Akan tetapi, ia berwacana pada 2024 Embung Pusporenggo bisa digunakan untuk menarik wisatawan sehingga dapat menambah Pendapatan Asli Desa (PADes).

“Di tempat kami enggak kesulitan air, itu untuk tampungan air PDAM. Tapi nanti 2024 kami juga akan mengembangkan ke wisata, mungkin untuk pemancingan,” jawabnya.

Ia berharap dengan adanya Embung Pusporenggo, maka nantinya dapat menarik pengunjung untuk datang menikmati keindahan alam di sekitar embung tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya