SOLOPOS.COM - Embung Banyukuwung Rembang (Instagram/@dharyadi19)

Solopos.com, REMBANG — Embung atau Bendungan Banyukuwung adalah objek wisata air yang ada di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Lokasi objek wisata ini berada di Desa Sudo,Kecamatan Sulang,  atau 7,5  km arah selatan pusat Kota Rembang. Setiap akhir pekan, embung  ini selalu raamai didatangi pengunjung.

Dilansir dari karya ilmiah yang ada di respository.ub.ac.id, Rabu (13/4/2022), sebelumnya Embung Banyukuwung ini merupakan bendungan urugan homogen yang dibangun pada 1996 silam. Batas hilir dari Bendungan Banyukuwung ini berada di Teluk Rembang di Laut Jawa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Embung ini pernah runtuh akibat overtopping dan piping. Dari simulasi yang dilakukan, overtopping merupakan penyebab utama dari keruntuhan embung tersebut.

Baca juga: Hore! Festival Tong-tong Klek di Rembang Kembali Digelar

Ekspedisi Mudik 2024

Overtopping adalah keruntuhan bendungan akibat meluapnya air melalui puncak karena debit inflow yang besar melebihi kapasitas tampung air. Pada kapasitas tampung di bangunan spillway yang mengalirkan debit banjir sehingga mengakibatkan meluapnya air waduk di atas mercu bendungan.

Sedangkan piping adalah hasil erosi belakang membentuk suatu bagian yang terus menerus. Semakin cepat muka air turun ke bawah, maka faktor keamanan pada lereng akan berkurang. Hal ini menunjukkan kecepatan penarikan permukaan air adalah faktor utama yang mempengaruhi stabilitas lereng.

Keruntuhan embung ini menimbulkan dampak paling besar dengan banjir desain 0,5 PMF dengan puncak debit QFlow sebesar 239,9m3/det dan menghasilkan luas genangan sebesar 1907,475 hektar (ha) dengan tinggi genangan maksimum sebesar 7,95 m.

Baca juga: Waduk Mrica, Bendungan Raksasa Banjarnegara Terpanjang se-Asia Tenggara

Dampak banjir akibat keruntuhan bendungan ini menyebabkan 23 desa di 4 kecamatan di bagian hilir Embung Banyukuwung terkena genangan. Terdapat 17.015 jiwa yang terdampak akibat runtuhnya Embung Banyukuwung ini. Dengan melihat kondisi embung serta dampak yang diakibatkan, Embung Banyukuwung ini pernah ditetapkan dalam status bahaya.

Proyek Remidial Embung Banyukuwung

Sementara itu, dilansir dari sda.pu.go.id, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan perbaikan embung yang ditargetkan selesai selama 240 hari, dari 5 Oktober 2020 hingga Mei 2021. Proyek remidial ini menggunakan anggaran sebesar Rp 9 miliar yang diambil dari dana Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP).

Dalam proyek remidial ini, ada beberapa poin pekerjaan yang diprioritaskan, antara lain membuka saluran di hilir dari spillway, pengamanan tubuh bendungan dengan membangun pagar di sepanjang tubuh bendungan untuk mengurangi akses orang masuk dan pemasangan portal di jalan tubuh bendungan untuk mengakankan serta mensterilkan bendungan agar terjaga kelestarian dan manfaatnya. Dan melengkapi saluran drainase untuk mengamankan bendungan agar berfungsi secara optimal.

Baca juga: Riwayat 2 Bendungan Raksasa di Banjarnegara, Sisa Kejayaan Masa Lalu

Hingga saat ini, selain sebagai destinasi wisata, fungsi Embung Banyukuwung masih menjadi sumber air untuk irigasi sawah dan bahkan oleh masyarakat setempat juga digunakan sebagai air minum. Dengan kondisi alam yang masih asri, embung ini menjadi daya tarik kunjungan wisatawan yang hendak menikmati waktu akhir pekan dan juga hari libur.

Di dekat embung juga ada bumi perkemahan Karangsari Park yang dulu pernah dipakai sebagai tempat Jambore Pramuka Tingkat Jawa Tengah. Bagi pemancing mania, embung ini adalah zona permainan yang menyenangkan karena para pemancing mania dapat menyalurkan hobinya untuk memancing ikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya