SOLOPOS.COM - Pelayanan one stop service di Gedung Jeddah Embarkasi Solo Asrama Haji Donohudan Boyolali, Minggu (4/6/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo telah mulai melaksanakan uji coba one stop service (OSS) dalam penerimaan jemaah calon haji (calhaj). Uji coba pertama dilaksanakan saat menerima kloter 37 asal Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Tegal pada Minggu (4/6/2023).

“OSS ini mandatori dari keputusan Dirjen PHU Nomor 185 Tahun 2023 di mana rangkaian penerimaan jemaah sampai diarahkan ke kamar masuk dalam rangkaian,” ungkap Humas PPIH Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriadi, saat ditemui di sela-sela pelayanan One Stop Service di Gedung Jeddah Asrama Haji Donohudan Boyolali, Minggu (4/6/2023).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gentur menjelaskan rangkaian one stop service dimulai saat jemaah calhaj diterima ke Gedung Jeddah Asrama Haji Donohudan Boyolali. Lalu, dilanjutkan pengecekan kesehatan ke masing-masing jemaah.

Selanjutnya, jemaah yang lolos pengecekan kesehatan akan lanjut ke pelayanan dokumen seperti pembagian paspor. Setelah itu pembagian living cost atau biaya hidup senilai Rp3.030.000 per calhaj.

Baru kemudian dilanjutkan dengan pembagian gelang identitas. Jemaah calhaj lalu akan dibantu petugas penerimaan untuk diantarkan ke kamar masing-masing.

“Ada pun bagi jemaah yang belum lolos 100 persen, kemungkinan masih ada observasi di poliklinik. Kalau misal sakitnya perlu penanganan khusus, bakal dirujuk ke rumah sakit,” ujar dia.

Ia menjelaskan uji coba one stop service di Embarkasi Solo berjalan lancar. Namun, ada beberapa yang perlu dievaluasi seperti kesiapan dokumen penerbangan jemaah calhaj dan pemakaian gelang identitas untuk jemaah karena dibutuhkan usaha ekstra.

Istirahat Calhaj Jadi Lebih Maksimal

Lebih lanjut, Gentur menjelaskan perbedaan OSS dengan penerimaan jemaah calhaj sebelumnya. Ia mengungkapkan dengan one stop service, setelah jemaah masuk kamar bisa langsung istirahat dan tinggal menunggu jadwal penerbangan tanpa ada pertemuan atau pembagian lain-lain.

Sedangkan dengan metode penerimaan calhaj sebelumnya, setelah jemaah diterima di Gedung Jeddah hanya dicek kesehatannya. Kemudian, pembagian living cost, paspor, dan gelang akan dilaksanakan di gedung penginapan.

“Ada banyak kegiatan yang memakan waktu istirahat jemaah pada saat kemarin. Kalau OSS, istirahat jemaah akan lebih maksimal, tenang, dan lebih nyaman,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Kloter 37 Embarkasi Solo, Samsul Hadi, mengungkapkan bersyukur dengan adanya layanan one stop service yang diterapkan PPIH Embarkasi Solo. Menurutnya, dengan OSS maka pelayanan akan menjadi lebih cepat.

Dengan OSS, lanjut Samsul, jemaah bisa memiliki waktu istirahat lebih banyak. Terlebih lagi, banyak calhaj lanjut usia (lansia) di kloternya. Ia menyebut dari 360 calhaj asal kloter 37, ada 88 calhaj lansia laki-laki dan 95 lansia lansia perempuan.

“Diharapkan bisa membuat jemaah lebih sehat karena tidak terlalu banyak kegiatan untuk persiapan penerbangan,” kata dia. Lebih lanjut, Samsul Hadi menginformasikan, ada satu jemaah kloter 37 yang dikembalikan ke daerah asal karena mengidap demensia berat.

“Kloter 37 itu dari Kabupaten Pemalang dan Tegal, untuk yang demensia dari Tegal. Usianya saya kurang paham, tapi memang tidak ada pendampingnya. Kondisi fisiknya sehat, tapi ya demensia itu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya