SOLOPOS.COM - Foto: Reuters

New York–Harga emas sempat mencetak baru sebelum akhirnya profit taking mengantarkan harga logam berharga itu di bawah US$ 1.400 per ounce. Penguatan dolar AS di sesi akhir memicu tekanan profit taking atas emas.

Pada perdagangan Selasa (9/11), harga emas di pasar spot sempat menembus rekor baru di US$ 1.424,02 per ounce. Namun selanjutnya emas mengalami tekanan jual dan ditutup turun 1,7% ke level US$ 1.386 per ounce.

Sementara harga emas berjangka untuk kontrak Desember ditutup naik 6,90 dolar (0,5%).

Pada awal perdagangan pekan ini, harga emas mengamuk menembus level psikologis US$ 1.400 per ounce. Melemahnya dolar AS dan merespons rencana Bank Sentral AS untuk menggelontorkan likuiditas hingga US$ 600 miliar, harga emas terus mencapai titik tertingginya.

Kenaikan harga emas sempat berlanjut hingga awal perdagangan Selasa. Namun terjadinya penguatan dolar AS dan aksi jual di saham membuat harga emas tak mampu bertahan di titik tertingginya.

Investor sendiri merasa belum jelas mengapa terjadi penguatan dolar AS. Yang pasti, indeks Dolar AS terhadap kumpulan mata uang naik 1% di akhir perdagangan. Emas merupakan tempat investasi untuk berlindung dari inflsai, sehingga setiap pelemahan dolar akan memicu kenaikannya namun sebaliknya, penguatan dolar AS akan memicu aksi jual.

Para pialang juga mengatakan, kenaikan marjin menjadi US$ 6.500 per kontrak dari sebelumnya US$ 5.000 juga ikut memicu aksi jual di pasar.

“Aksi jual mulai terjadi karena pasar sudah berjalan terlalu jauh dan terlalu cepat. Perubahan marjin juga menambah terjadinya aksi jual,” ujar Frank McGhee, analis logam berharga dari Brokerage Services seperti dikutip dari Reuters, Rabu (10/11).

dtc/tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya