SOLOPOS.COM - Lompong crispy bikinan emak-emak di Kelompok Wanita Tani (KWT) Dewi Sri Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Selasa (28/12/2021). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN—Emak-emak yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Dewi Sri Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, “menyulap” batang tanaman lompong menjadi makanan olahan lompong crispy. Tak lama lagi, lompong crispy bikinan emak-emak Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno itu akan menembus toko modern yang tersebar di Kabupaten Bersinar.

Gagasan membikin lompong crispy bermula dari banyaknya tanaman lompong di lahan atau perkarangan milik warga Desa Sawit. Hampir di setiap lahan atau perkarangan milik warga terdapat tanaman lompong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Biasanya, warga mengambil ubi dari tanaman lompong untuk dikonsumsi setiap hari. Ubi lompong itu biasa disebut kimpul.

Baca Juga: Resmikan Waduk Pidekso Wonogiri, Jokowi:  Waduk Kunci Ketahanan Pangan

Ekspedisi Mudik 2024

“Lompong crispy ini dimulai di awal pandemi Covid-19 tepatnya awal 2020. Kami sempat uji coba beberapa kali untuk membuat lompong crispy. Setelah dicoba berulang kali, akhirnya kami bisa menemukan racikan yang pas. Lompong crispy di sini rasanya gurih dan ada asin-asinnya [rasa original],” kata Ketua KWT Dewi Sri Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Sri Muryani, saat ditemui wartawan di desa setempat, Selasa (28/12/2021).
Sri Muryani mengatakan proses membikin lompong crispy diawali dengan memotong batang lompong dari perkarangan KWT Dewi Sri. Selanjutnya, batang lompong itu dicuci bersih dan dipotong tipis-tipis.

Berikutnya, lompong difermentasi dan direndam dengan air garam selama satu malam. Fermentasi dan perendaman ditujukan untuk menghindari efek gatal saat batang lompong dimakan. Berikutnya, lompong yang sudah dipotong secara gepeng-gepeng dengan ukuran kecil digoreng dengan bumbu dapur, tepung tapioka, dan tepung terigu.

Baca Juga: Waduh! Angka Perceraian di Klaten Tahun Ini Naik Tajam

“Dalam satu pekan, kami bisa memproduksi 10 kilogram lompong crispy. Kemasan lompong crispy ada dua, yakni ukuran 100 gram senilai Rp10.000 dan 250 gram senilai Rp250.000. Jumlah ibu-ibu yang bertanggung jawab mengurusi lompong crispy ada lima orang,” katanya.

Sri Muryani mengatakan pemasaran lompong crispy hingga sekarang masih berada di berbagai daerah di Kabupaten Bersinar. Namun dalam waktu dekat, KWT Dewi Sri Desa Sawit akan menyuplai lompong crispy ke 48 toko modern di Klaten.

“Kami baru saja dinyatakan lolos untuk uji rasa di toko modern. Nantinya, kami akan suplai lima bungkus per toko di setiap pekannya,” katanya.

Baca Juga: Tagih Pencairan Simpanan, Anggota Datangi KSP Sejahtera Bersama Klaten

 

Bertahan 3 Bulan

Sri Muryani mengatakan lompong crispy bikinan emak-emak KWT Dewi Sri Desa Sawit mampu bertahan hingga tiga bulan. Lantaran tak ada pesaing, usaha lompong crispy dinilai tetap prospektif di waktu mendatang.
“Ini baru kami yang mengawali [usaha membikin lompong crispy]. Awalnya kami coba dengan adonan basah. Tapi berikutnya kami lakukan dengan adonan kering,” katanya.
Kepala Desa (Kades) Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Maryadi, mengatakan usaha membikin lompong crispy menjadi kesibukan emak-emak di desanya di tengah pandemi Covid-19. Pemdes Sawit akan terus mendukung pengembangan lompong crispy di waktu mendatang.
“Lompong crispy ini hanya ada di Klaten. Tak hanya di Klaten, ini satu-satunya di Indonesia, bahkan di dunia,” katanya.

Baca Juga: Ponggok Walker, Satu-Satunya Wahana Sea Walker Air Tawar di Dunia

Maryadi mengatakan tanaman lompong biasa tumbuh secara liar di lahan/pekarangan warga di desa setempat. Kimpul yang dihasilkan dari tanaman lompong juga belum dapat diolah secara optimal oleh warga.
“Tanaman lompong ini oleh warga di sini itu dianggap sebagai tanaman tidak berguna. Tapi oleh ibu-ibu, justru bisa diolah menjadi makanan olahan yang crispy. Sehingga punya nilai jual tinggi,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya