SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Sragen mendapat tambahan kuota elpiji 3 kg yang diprioritaskan untuk wilayah pertanian.

Solopos.com, SRAGEN — PT Pertamina kembali menambah pasokan elpiji 3 kg untuk wilayah Kabupaten Sragen sebanyak 43.120 tabung yang disalurkan selama enam hari kerja terhitung sejak Sabtu (9/9/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen memprioritaskan penambahan pasokan elpiji melon itu untuk 12 kecamatan sentra pertanian karena adanya alih fungsi elpiji ke bahan bakar mesin pompa pertanian.

Penambahan pasokan elpiji 3 kg pernah dilakukan PT Pertamina pada awal Agustus lalu sebanyak 47.040 tabung karena warga kesulitan mencari barang bersubsidi itu. Kasi Pembinaan Perdagangan Jasa dan Metrologi Disperindag Sragen, Joko Suranto, saat dihubungi Solopos.com, Senin (11/9/2017), menyampaikan penambahan pasokan elpiji 3 kg tersebut setara dengan 7.180 tabung per hari selama enam hari kerja, Sabtu-Jumat (9-15/9/2017).

Dia menjelaskan kuota elpiji 3 kg harian Sragen sebanyak 28.500 tabung. Dengan tambahan pasokan itu, distribusi elpiji 3 kg harian di Bumi Sukowati menjadi 35.680 tabung.

“Penambahan pasokan elpiji itu diprioritas untuk 12 kecamatan yang menjadi sentra pertanian padi mengingat banyak petani yang memanfaat elpiji melon itu untuk bahan bakar pompa air pada musim kemarau,” kata dia.

Ke-12 kecamatan itu meliputi Sragen, Karangmalang, Kedawung, Sidoharjo, Masaran, Gondang, Sambungmacan, Ngrampal, Gemolong, Tanon, Plupuh, dan Sumberlawang. “Delapan kecamatan lainnya menyesuaikan,” ujar Joko.

Joko menjelaskan penambahan pasokan elpiji tersebut bukan atas permintaan Disperindag melainkan inisiatif PT Pertamina yang kemungkinan mendapat aduan langsung dari masyarakat. Joko menyampaikan Disperindag mengirimkan surat untuk meminta penambahan pasokan elpiji secara resmi hanya dua kali, yakni pada Juni dan Juli lalu.

“Jumlah pasokan elpiji ke Sragen dari PT Pertamina itu sudah banyak sekali. Pasokan kali ini merupakan penambahan kali ke berapa sampai tidak ingat,” imbuhnya.

Untuk menertibkan distribusi elpiji 3 kg, Joko menyampaikan ada Surat Edaran (SE) Disperindag Sragen nomor 510/3080/022/2017 tentang Tertib Dalam Penyaluran dan Penggunaan LPG 3 Kg. SE tersebut diberikan kepada 11 agen dan 900 pangkalan dan ditembuskan ke Bupati, camat, kepala desa atau lurah se-Kabupaten Sragen.

“Penambahan pasokan elpiji itu berpangaruh terhadap turunnya harga elpiji di pasaran,” ujarnya.

Joko menjelaskan pengawasan bahan bakar minyak dan gas itu wewenang pemerintah pusat. Pemerintah provinsi pun selama 2017 ini tidak menggelar rapat koordinasi pengawasan minyak dan gas.

“Mestinya lebih efektif wewenang pengawasan itu ada di pemerintah daerah karena kalau ada temuan di lapangan pemerintah daerah yang jadi tumpuan,” imbuhnya.

Ketua Komisi II DPRD Sragen, Sri Pambudi, menyampaikan adanya elpiji dari luar daerah yang beredar di Sragen secara tidak langsung menguntungkan Sragen tetapi secara aturan itu tidak benar. Dalam konteks pelanggarannya, Pemkab Sragen tidak bisa menindak tetapi hanya menyampaikan laporan ke pihak berwenang.

“Kecuali bila jatah elpiji Sragen lari ke luar daerah itu baru ada tindakan dari Pemkab Sragen karena bisa jadi berdampak terhadap pasokan di Sragen. Selama ini kami melakukan pengawasan dengan cara mengecek ke agen dan pangkalan untuk memastikan distribusi aman,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya