SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

SOLO — Konsumen dan kalangan pedagang pengecer elpiji 3 kilogram sambat, lantaran saat ini elpiji 3 kilogram sulit didapat. Kendati Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Solo mengklaim pasokan elpiji 3 kilogram untuk wilayah Solo ditambah dari 19.503 tabung per hari pada April menjadi menjadi 19.545 per hari di Mei in, tetapi di lapangan tetapi terjadi kelangkaan pasokan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu pemilik warung makan di Jl Kebangkitan Nasional, Sriwedari, Solo, Fitri Anita, 42, mengakui sudah dua pekan terakhir ini kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram. “Hari ini [Jumat] saya sudah muter-muter ke empat toko, kosong semua. Di salah satu toko langganan saya hanya dikasih satu tabung,” kata Fitri kepada Solopos.com, Jumat (10/5/2013).

Dia mengatakan, sebelumnya dia mudah untuk membeli elpiji 3 kilogram di toko atau pengecer manapun. Pembelian juga tidak pernah dibatasi. “Nah sekarang sulit. Kalau ada ya hanya dikasih satu tabung saja.” Fitri menyampaikan kelangkaan elpiji 3 kilogram ini sangat mengganggu kelangsungan usahanya. Dia sendiri sebenarnya bisa memakai elpiji 12 kilogram, tetapi harganya sangat mahal. “Kalau buat usaha kecil seperti saya lebih cocok pakai yang 3 kilogram.” Mengenai harga, Fitri mengakui harga tidak naik. “Tetap Rp14.000 per tabung. Tapi ya itu, barangnya ndak ada.”

Sementara itu, salah satu pengecer elpiji 3 kilogram di wilayah Gading, Siti Juariyah, juga merasakan pasokan elpiji 3 kilogram dua pekan terakhir ini sangat tidak lancar. “Sudah dua pekan ini langka. Sebelumnya, setiap hari saya bisa dapat kiriman 12 tabung elpiji 3 kilogram. Kemudian sempat berkurang, hanya dua hari sekali sebanyak tujuh hingga sepuluh tabung sekali dipasok, dan ini sudah empat hari tidak dikirim,” kata Siti.

Setelah empat hari kosong, Jumat pagi, dia sempat mendapat kiriman elpiji 3 kilogram tapi hanya empat tabung. Dia mengakui, tetangga yang menjadi langganan di tempatnya juga kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram. “Tidak hanya tetangga, banyak warga luar wilayah Gading, bahkan sampai Semanggi yang cari elpiji ke tempat kami. Katanya di daerah lain juga kehabisan.”

Siti mengaku sempat menanyakan persoalan ini kepada distributor pangkalan yang memasok elpiji ke lokasi usahanya. “Katanya karena solar langka. Tapi kan sekarang solar sudah tidak langka lagi?” tanya Siti.

Senada disampaikan pengecer elpiji 3 kilogram di wilayah Gandekan, Maryanto. “Kalau di tempat saya hari ini juga kosong, mungkin pasokan di tingkat agen juga berkurang, sehingga penyalur seperti kami juga mengalami kekosongan.” Maryanto menyampaikan, harga elpiji 3 kilogram tidak naik. Dari distributor dia masih mendapatkan harga kulakan senilai Rp13.500 per tabung, dan dia bisa jual Rp15.000 per tabung. Maryanto menuturkan, pengurangan pasokan dan kelangkaan elpiji 3 kilogram ini sudah berlangsung sejak dua pekan terakhir. “Saya sudah berusaha minta tambahan, tapi tidak dipenuhi.”

Kabid Elpiji 3 Kilogram Hiswana Migas Solo, Budi Prasetya, mengakui ada peningkatan konsumsi di masyarakat. Tetapi, pasokan ke pangkalan tetap lancar dan sesuai kontrak. Tapi, tidak hanya persoalan konsumsi, dia akan mengkomunikasikan masalah ini dengan agen-agen elpiji 12 kilogram. “Mungkin ada faktor lain, nanti saya cek dulu ke agen 12 kilogram,” kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya