SOLOPOS.COM - Ilustrasi distribusi gas elpiji 3 kg. (Bisnis.com)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kelangkaan elipij 3 kg alias gas melon yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah membuat Bupati Juliyatmono bereaksi.

Ketimbang mengajukan penambahan kuota, Bupati meminta Hiswana Migas Solo mengecek ke agen hingga pangkalan. Ia menduga ada penyimpangan dalam penggunaan gas melon sehingga terjadi kelangkaan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Banyak yang salah sasaran. Harusnya gas melon itu digunakan untuk warga tidak mampu. Namanya barang bersubsidi,” katanya ketika dijumpai Solopos.com, Kamis (4/8/2022).

Fenomena kelangkaan gas melon ini terjadi karena tak sedikit kelompok masyarakat mampu yang memilih membeli elpiji 3 kg ketimbang yang ukuran 12 kg. Siapa pun bisa membeli elpiji bersubsidi, menurut Bupati, yang menjadi persoalan. Di tambah lagi harga elpiji nonsubsidi terus naik sehingga banyak yang beralih ke yang bersubsidi.

Ekspedisi Mudik 2024

Kondisi ini membuat konsumsi gas melon meningkat, sedangkan kuota dibatasi. “Kuota gas 3 kg tiap tahun ya seperti ini. Kita minta tambah juga enggak menyelesaikan masalah,” jelas Juliyatmono.

Baca Juga: Waduh, Gas Melon Mulai Langka di Karanganyar

Ia mengaku belum berencana mengajukan penambahan kuota elpiji 3 kg. Bupati cenderung memilih meminta Hiswana Migas menertibkan pengguna gas melon yang salah sasaran. Bahkan jika diperlukan diberlakukan kartu kendali atau girik pengguna gas melon.

Kartu kendali ini dikeluarkan oleh Hiswana Migas melalui agen dan pangkalan masing-masing. Mereka yang mengetahui secara pasti pelanggan atau pengguna gas melon.

“Kalau biasanya beli gas nonsubsidi lalu ganti beli gas melon harusnya ditegur. Pangkalan ini kan yang tahu siapa-siapa pelanggannya,” kata sambung Juliyatmono.

Pengelola pangkalan elpiji Sinar Abadi di Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Sunarno, mengatakan permintaan elpiji 3 kg melonjak sejak pemerintah menaikkan harga elpiji nonsubsidi pada 10 Juli lalu. Ia mengatakan banyak pengguna elpiji nonsubdidi beralih menggunakan gas bersubsidi tersebut.

Baca Juga: Pertamina: Pemda Jangan Gegabah Naikkan Harga Jual Elpiji 3 Kg

“Hampir dua minggu ada lonjakan permintaan. Jadi begitu gas melon didrop langsung habis,” katanya.

Dalam sepekan, ia menerima dua kali pengiriman gas melon, yakni setiap hari Selasa dan Jumat. Untuk hari Selasa menerima 90 tabung elpiji dan Jumat sebanyak 80 tabung. Kuota tersebut tak bisa ditambahkan lagi. Padahal kondisinya permintaan terhadap gas tiga kg meningkat tajam.

Selain banyaknya warga pengguna gas nonsubsidi beralih ke gas subsidi, banyak petani yang juga membutuhkan. Petani banyak mencari gas melon untuk bahan bakar mesin diesel pompa mereka untuk mengairi sawah.

“Elpiji 5,5 kg harganya Rp110.000/tabung. Elpij 3 kg Rp18.000/tabung,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya