SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com)--Pemerintah nampaknya kesulitan untuk menerima usulan subsidi bagi tabung LPG 12 kg yang memang sebetulnya bukan produk yang harus disubsdi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menyampaikan pihaknya perlu mengkaji secara cermat terkait permintaan Pertamina supaya produk LPG 12 kg dapat disubsidi. Mengingat produk yang tidak disubsidi tersebut selalu merugi setiap tahunnya.

Demikian disampaikan Staf Ahli Menteri ESDM, Kardaya Warnika ketika dihubungi  di Jakarta, Sabtu (25/6/2011). “Jadi gini, LPG 12 Kg itu bukan termasuk barang yang di-PSO (disubsidi), itu mesti kita kaji secara cermat,” katanya.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Kardaya mengaku, hal tersebut menjadi yang pertama kalinya jika gas LPG 12 kg disubsidi. Padahal selama ini yang disubsidi hanya tabung gas LPG 3 kg.

“Terus terang, pemerintah dalam hal ini KESDM akan mengkajinya dari banyak hal,” ulangnya lagi.

Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dilihat, yakni dari segi keuntungan Pertamina, dampak terhadap pemanfaatannya sendiri bilamana jadi disubsidi, dan terkait adanya disparitas harga antara LPG 12 kg dan LPG 3 kg.

“Memang kalau terlalu besar disparitasnya terlalu besar, dikhawatirkan terjadi perembesan (peralihan ke LPG 3 kg),” ungkap Kardaya.

Sebelumnya pihak Pertamina sendiri menginginkan adanya kenaikan tabung LPG 12 kg demi menurunkan beban kerugian yang selalu terjadi tiap tahun. Untuk tahun 2011 ini saja, Pertamina sudah merugi hingga Rp 1,3 triliun per April 2011 kemarin. Kalaupun tidak boleh dinaikkan, paling tidak Pertamina berharap agar kerugian atas penjualan tabung 12 Kg tersebut dapat diganti atau ditutupi melalui penghematan dari penjualan LPG 3 kg.

“Untuk Elpiji Non-PSO, kalau tidak boleh naik, mestinya yang ruginya dialami Pertamina ya diganti oleh pemerintah. Gitu aja. Apakah mau, orang yang mampu terus disubsidi Pertamina (karena membeli tabung Elpiji 3 kg)? Terus Pertamina nanti gak bisa tumbuh seperti Petronas? itu saja,” kata Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan beberapa waktu lalu.

Di lain pihak, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KBUMN) siap beri kompensasi untuk menutup kerugian PT Pertamina (Persero) dalam menjual elpiji 12 kg. Opsi ini diambil jika Pertamina tak juga dapat restu naikkan harga elpiji tersebut.

“Kita perlu membantu Pertamina karena merugi Rp 3,75 triliun. Satu-satunya cara adalah kita menambah subsidi atau dengan menaikkan harga. Tapi kemarin rapat dengan Komisi VII (DPR) mengarah ke penambahan subsidi,” katan Mustafa Abubakar, selaku Menteri BUMN di kantornya, Jum’at (25/6/2011).

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya