SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Rencana PT Pertamina (Persero) menaikkan harga jual elpiji 12 kg sebesar Rp 100/kg atau Rp 1.200 diperkirakan bisa membuat level inflasi bulanan stabil di atas 1%. Kenaikan elpiji 12 kg akan memberikan kontribusi terbesar kenaikan inflasi dalam 6 bulan ke depan.

“Kenaikan harga elpiji 12 kg yang jelas akan menjadi penyumbang terbesar kenaikan inflasi selama 1-6 bulan setelah resmi dinaikkan,” ujar Direktur Eksekutif Refor-Miner Institute, Pri Agung Rakhmanto saat dihubungi detikFinance , Minggu (16/8).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kendati demikian, Pri belum dapat memastikan berapa besar kenaikan harga jual elpiji 12 kg ini akan mempengaruhi level inflasi bulanan. Menurutnya, sulitnya mendeteksi pengaruh kenaikan ini ke level inflasi disebabkan data yang bisa diolah hanya sampai di tingkat agen. Untuk tingkat eceran, datanya sulit diperoleh.

“Jadi besaran pengaruhnya sangat tergantung level kenaikannya. Tapi kalau kita lihat dari pengalaman sebelumnya, tahun lalu ketika Pertamina menaikkan harga jual elpijinya, inflasi bulanan naik dan stabil di atas 1% lebih. Biasanya kan inflasi bulanan di kisaran 0,4-0,5%. Setelah kenaikan elpiji tahun lalu, inflasi bulanan menjadi 1,4%,” ujarnya.

Untungnya, lanjut Pri, Pertamina berencana menaikkan harga jual elpiji 12 kg setelah periode puasa dan lebaran. Jika Pertamina menaikkan pada periode tersebut, dapat dipastikan angka inflasi Agustus-September bakal membengkak tajam.
dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya