SOLOPOS.COM - Ilustrasi Elpiji 12 Kg (Dok/JIBI)

ilustrasi (JIBI/dok)

ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, JAKARTA--Sikap pemerintah yang tidak memperbolehkan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga elpiji tabung 12 kilogram mengakibatkan terganggunya kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, mengatakan dalam 5 tahun terakhir perseroan mengalami dekapitalisasi. Hal itu disebabkan kerugian yang dialami perusahaan dari sektor elpiji non-subsidi itu.

“Kemampuan Pertamina untuk tumbuh dan berkembang jadi terganggu. Kerugian kami dari sektor elpiji itu kan bisa digunakan untuk investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi,” katanya di Jakarta, Senin (12/8/2013).

Hanung mengungkapkan pembangunan infrastruktur hilir migas masih lebih baik dibandingkan dengan memberikan subsidi pada elpiji 12 kilogram. Pasalnya, fasilitas hilir migas di dalam negeri masih kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Menurutnya, sebagai BUMN, Pertamina akan menerima apapun keputusan pemerintah terkait harga elpiji 12 kilogram. Meskipun sebenarnya Pertamina harus menanggung kerugian hingga Rp5 triliun per tahun.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan tidak dinaikkannya harga elpiji tabung 12 kilogram akan menahan laba perseroan. Tahun lalu saja Rp5 triliun laba Pertamina tertahan karena harga elpiji tabung 12 kilogram yang tidak naik, sehingga realisasi laba perseroan hanya sebesar Rp27 triliun.

“Suatu saat harga elpiji tabung 12 kilogram harus naik, tapi kami menunggu waktu yang tepat,” ungkapnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik pekan lalu memastikan harga elpiji tabung 12 kilogram tidak akan naik tahun ini. Alasannya, rakyat masih terbebani dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Untuk menekan kerugian dari sektor elpiji 12 kilogram, saat ini Pertamina menjual produk elpiji dengan merek Bright Gas. Produk gas ini dikhususkan bagi konsumen segmen menengah, karena di jual dengan harga perdana Rp 448.500 dan Rp 115 ribu per tabung untuk harga pengisian ulang.

Pada tahap awal, Bright Gas saat ini tersedia di Jabodetabek dan bakal tersebar d 12 kota lainnya hingga akhir 2013. Pertamina menargetkan menjaring setidaknya 800 ribu konsumen hingga akhir tahun dengan penjualan 34.000 metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya