SOLOPOS.COM - Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Bharada Richard Eliezer menjadi saksi untuk terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (30/11/2022). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

Solopos.com, JAKARTA – Saksi kunci kasus pembunuhan Brigadir Yosua, Bharada Richard Eliezer membeberkan secara lengkap rencana Ferdy Sambo di rumah pribadi Jl. Saguling, Jakarta Selatan sebelum mengeksekusi Yosua pada 8 Juli 2022.

Bharada Eliezer menyebut dirinya bertemu dengan Ferdy Sambo yang duduk di sofa panjang di lantai 3 rumah Jl. Saguling.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketika itu yang ada di kursi tersebut hanya Ferdy Sambo dan dirinya sedangkan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat dan beberapa ajudan lainnya berada di lantai bawah.

“Saat saya datang, ada Pak FS saja,” ujar Eliezer menjawab pertanyaan ketua majelis hakim PN Jaksel, Wahyu Iman Santosa, Rabu (30/11/2022), seperti ditayangkan sejumlah televisi swasta.

Ekspedisi Mudik 2024

Eliezer bersaksi untuk terdakwa Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf.

Baca Juga: Empat Kejanggalan Jenazah Brigadir Yosua di Rumah Dinas Ferdy Sambo

Kepada dirinya, Ferdy Sambo menanyakan apakah tahu ada kejadian apa di rumah Sambo di Magelang, Jawa Tengah sehari sebelumnya atau 7 Juli 2022.

Eliezer menjawab tidak tahu sehingga membuat Ferdy Sambo terdiam.

Bersamaan dengan itu, Putri Candrawathi datang dan duduk di samping Ferdy Sambo. Kemudian Sambo menceritakan kepada dirinya kejadian yang menima Putri Candrawathi di rumah mereka di Magelang.

Baca Juga: Minta Mahfud Turun Tangan, Susno Duadji: Kasus Ismail Bolong 3 Hari Selesai

“Kemudian, baru dia [Ferdy Sambo] bilang Yosua sudah melecehkan ibu di Magelang. Dengar itu, saya kaget, saya takut karena posisi kami para ajudan kan di Magelang saat itu,” tutur Bharada Eliezer.

Eliezer mengaku seketika itu pikirannya langsung kacau. Ia lebih banyak terdiam dan bertanya-tanya dalam hati apakah kejadian pelecehan ini benar atau tidak.

“Dalam hati saya, ini [pelecehan ke Putri Candrawathi] betul kah? Kemudian dia [Ferdy Sambo] bilang, kurang ajar, dia [Yosua] menghina harkat dan martabat keluarga saya. Dia (Sambo) emosi lalu nangis,” paparnya.

Baca Juga: Sambo Vs Kabareskrim, Ismail Bolong Menghilang Bak Ditelan Bumi

Setelah beberapa saat Sambo lantas berkata bahwa Brigadir Yosua harus mati karena telah melecehkan istrinya, Putri Candrawathi.

“Setelah nangis dia [Ferdy Sambo] bilang memang harus dikasih mati anak itu. Ferdy Sambo bilang ‘nanti kau tembak Yosua, nanti aku jaga kamu. Sebab kalau aku yang nembak tidak ada yang jaga. Kalau kau yang tembak aku bisa jaga kau’,” ungkapnya.

Dalam kondisi pikiran kacau, Eliezer mengaku semakin ketakutan. Ia mengikuti semua instruksi atasannya tersebut hingga akhirnya terjadi pembunuhan terhadap Yosua.

Baca Juga: Ini Awal Mula Hilangnya HP Brigadir Yosua Seusai Dibunuh

“Beliau lalu menceritakan rencananya. Katanya ‘nanti Bu Putri teriak karena dilecehkan lalu kau datang tapi malah ditembak Yosua. Kau balas tembak, yang mati Yosua’. Kata beliau saya akan bebas karena membela ibu dan membela diri karena ditembak Yosua terlebih dulu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya