SOLOPOS.COM - Koh Ardian, sapaan karib Ardian Cangianto, tengah memijat tubuh pasien menggunakan metode pijat api. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANGTerapi pijat tangan, bekam, maupun totok atau menggunakan jarum mungkin sudah biasa didengar. Namun bagaimana jika terapi menggunakan media api hingga benda tajam yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit dan mengusir gangguan makhuk halus?

Berlokasi di Pecinan, tepatnya di Gang Tengah, 40, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), ada terapi khas menggunakan metode api dan golok. Terapi yang memacu andrenalin itu dilakukan oleh Ardian Cangianto.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat Solopos.com menyambangi kliniknya, Senin (6/2/2023) malam, seorang pasien bernama David, 50, sedang tidur tengkurap. Di punggungnya terdapat handuk dengan kondisi api yang menyala.

Sekilas memang tampak ekstrem, namun sang pasien terlihat menikmati kehangatan api di punggungnya.

“Enggak sakit, malah enak rasanya. Badan jadi hangat,” kata Koh David di sela-sela pengobatan terapi.

Di samping pasien itu ada Ardian Cangianto. Pria yang akrab disapa Koh Ardian ini tengah menjaga api yang menyala.

Di kesempatan itu, dia sekaligus memijat punggung dan memperhatikan dengan seksama titik-titik bagian tubuh mana lagi yang perlu di beri api.

“Pijat golok dan api salah satu pengobatan rakyat asli Taiwan. Dulu saya sempat belajar dua tahun di sana. Di tahun 80-an,” kata Koh Ardian.

Koh Ardian pun mengamini bila pengobatan terapi api dan golok sangat unik karena tak lazim digunakan oleh paramedis pada umumnya. Tak banyak orang Indonesia yang paham terkait teknik serta maksud dari pengobatan tersebut.

“Benda tajam saya pakai dua benda, kalau enggak golok ya pisau. Benda itu kan ujungnya runcing, bisa untuk memijat syaraf. Caranya dicacah, ada teknik atau metodenya biar enggak sakit atau menimbulkan luka. Ini [penggunaan benda tajam] bisa meredakan penyakit organ dalam tubuh serta mengusir sawan/ketempelan makhluk halus,” jelas Koh Ardian sembari menunjukan pisau tajam.

Sedangkan metode pijat api, Ardian berpendapat bisa berkhasiat mengembalikan daya tahan tubuh menjadi prima dan sehat kembali. Sebab, badan manusia sebenarnya memerlukan kehangatan yang stabil.

“Jadi api ini tidak akan membakar tubuh karena dibakar diatas handuk. Justru malah mujarab mengembalikan suhu tubuh jadi hangat lagi,” sambungnya.

Setiap melayani terapi, Koh Ardian butuh waktu setengah jam hingga dua jam. Lamanya waktu itu tergantung dari keluhan atau kesehatan pasien. Tak semua jenis penyakit harus diterapi dengan api dan golok.

“Tergantung pasienya. Kalau hanya meredakan asam urat, masuk angin, nyeri punggung, jantung, migrain Covid-19, pakai api dan pijat sudah cukup. Kalau agak berat, sampai ada sawan, pakai golok sama di tusuk jarum dan dibakar jarumnya,” bebernya.

Ardian pun mengaku tak pernah memungut biaya sepersenpun dari pasienya. Sebab, niatnya melayani terapi semata-mata demi menolong sesama manusia. Dalam satu pekan, biasanya Koh Ardian melayani 2-3 pasien.

“Hanya orang tertentu dan dengan perjanjian kalau mau terapi. Jadi enggak tiap hari melayani. Terus saya juga enggak mau masang tarif, kalau dirasa cocok, bisa datang kemari lagi. Tapi kebanyakan kenalan/teman sendiri. Kalau orang baru, saya tanya dulu tahu tempat ini dari mana? Sudah ke dokter belum? Kalau belum saya minta ke dokter dulu,” katanya.

Tak seperti klinik pengobatan Tionghoa kebanyakan, usai terapi, Koh Ardian hanya terlihat memberikan anjuran kepada pasiennya untuk mengubah pola makan. Pasien yang kebanyakan mengunyah makanan penuh koresterol dianjurkan mengganti dengan mengonsumsi makanan yang direbus, dipepes atau dibacem.

“Banyak orang salah makan. Misalnya, sering makan gorengan. Harusnya kan kita sering-sering makan pepes, bacem, dan makanan rebusan. Jadi dengan mengubah pola lebih sehat, bisa memperpanjang daya tahan tubuh juga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya